Akhir Pelarian Para Wijayanto, Pimpinan Jemaah Islamiyah

1 Juli 2019 14:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Div Humas Polri menunnjukan foto Teroris yang berhasil di amankan. Foto: Raga Imam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Div Humas Polri menunnjukan foto Teroris yang berhasil di amankan. Foto: Raga Imam/kumparan
ADVERTISEMENT
Densus 88 berhasil menangkap gembong teroris sekaligus pimpinan Jemaah Islamiyah, Para Wijayanto. Para ditangkap pada Sabtu (29/6) pukul 06.12 wib di sebuah hotel, di Jalan Raya Kranggan, Jati Raden, Kecamatan Jatisampurna, Bekasi.
ADVERTISEMENT
Nama Para Wijayanto tidak bisa dianggap sembarangan. Pria ini merupakan salah satu amir atau pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) yang buron sejak 2003. JI merupakan salah satu kelompok teroris yang banyak melancarkan aksi peledakan di sejumlah wilayah di Indonesia.
"PW alias Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arif alias Ahmad Fauzi Utomo selama dia memimpin JI," ujar Karopenmas Div Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Senin (1/7).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus penanganan teroris Kalimantan Tengah di Mabes polri, Jakarta, Selasa (25/6). Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
Sejak 2007, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memang sudah memutuskan JI merupakan organisasi terlarang. Tapi, orang-orang yang berkecimpung di dalamnya tak berarti diam saja.
Dibawah pimpinan Para, JI terus bergerak membangun jaringan baru dan bermetamorfosa. Organisasi yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Para merupakan orang yang diberi kepercayaan dalam struktur organisasi JI, terutama di di bidang intelijen. Oleh karena itu, setelah JI dinyatakan bubar, Para ditunjuk sebagai Amir (pimpinan) yang ada di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Dia merupakan alumni dari pelatihan militer di Moro angkatan ke-3 tahun 2000. Yang bersangkutan juga adalah lulusan S1 Teknik Sipil di salah satu universitas ternama di Jawa," jelas dia.
"Artinya dari sisi intelektual dari sisi kompetensi yang bersangkutan memiliki kompetensi untuk merakit bom. Kemampuan intelijen dan kemampuan-kemampuan militer lainnya selama dia mengikuti pelatihan itu cukup komprehensif," tambah Dedi.
Para juga aktif di dalam berbagai macam kejadian terorisme yang ada di Indonesia. Mulai dari kasus bom Bali, bom Natal, bom Kedubes Australia, termasuk kerusuhan di poso mulai dari 2005 sampai 2007.
"Karena dia memiliki kemampuan di bidang intelijen, dia juga memberikan masukan-masukan yang ada di Poso, saat ini mereka proporsinya ada di Mujahidin Indonesia Timur mensuplai senjata," tutur dia.
ADVERTISEMENT
"Kemudian di 2007, yang bersangkutan juga mengetahui menyita kurang lebih menyita 1 ton bahan peledak dan bom di Sukoharjo. Kemudian yang bersangkutan juga saat kejadian kerusuhan di Poso juga sebagai pendukung baik operasional dan logistik selama tahun 2005 dan 2007," imbuh dia.
Tak sampai di situ, selama 2013-2018, Para mengirim sejumlah orang untuk ikut program pelatihan di Suriah. Da sudah memberangkatkan sebanyak 6 gelombang.
Mereka juga sudah kembali ke Indonesia. Sebagian sudah ditangkap di sejumlah lokasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Kemampuan yang direkrut oleh PW memiliki kemampuan intelijen, kemudian memiliki kemampuan di bidang militer dan pembuatan bom. Dia juga mampu mengoperasionalkan roket dan memiliki kemampuan sniper," kata Dedi.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, Para masih terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan jaringan teroris internasional seperti Al-Qaeda dan sejumlah organisasi teroris lainnya di kawasan regional seperti Filipina., Pakistan, dan Afghanistan.
"Sepak terjang hampir 19 tahun di Indonesia. Kemampuannya cukup lengkap kemampuan di militer dimiliki, merakit bom dimiliki, kemampuan rekrutmen dia pernah bergabung Nurdin N Top, Dr Azhari, dan kelompok lain," ucap dia.
Para merupakan anak dari pasangan Wikanto dan Ny Wuryaningsih. Wikanto adalah purnawirawan AURI Pangkalan Udara Kalijati. Para kelahiran Kalijati, Subang (Jabar) pada 8 Agustus 1964.
Para pernah memiliki rumah di Perumahan Muria Indah Blok D-209, Jalan Kelud, Kecamatan Bae, Kudus. 2003, Para diketahui memiliki seorang istri bernama Masitha Yasmin, kelahiran Semarang, 23 Mei 1972 asal Kampung Begog 20, Kelurahan Tamanwinangun, Semarang Utara.
ADVERTISEMENT