Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Akhiri Era Castro, Kuba Gelar Pemilihan Umum
12 Maret 2018 9:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB

ADVERTISEMENT
Minggu (11/3) menjadi hari bersejarah bagi warga Kuba. Masyarakat di kepulauan Karibia tersebut memberikan hak suaranya untuk meratifikasi dan memilih anggota Majelis Nasional.
ADVERTISEMENT
Anggota Majelis Nasional adalah pemegang hak untuk memilih Presiden baru di luar rezim Castro yang sudah berkuasa selama lebih dari 60 tahun.
Saat ini, Kuba dipimpin oleh Raul Castro yang merupakan adik dari pemimpin revolusi Fidel Castro. Bulan depan Raul akan mengundurkan diri dari jabatannya.
Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodríguez Parrilla, mengatakan walau bukan berasal dari klan Castro, pemimpin baru negaranya tetap akan berpegang teguh pada perjuangan revolusi.
"Presiden baru tidak memiliki nama belakang itu (Castro), tapi tanpa keraguan dia tetap putra revolusi," ucap Parrilla, seperti dikutip dari AFP, Senin (12/3).
Diselenggarakannya pemilu, disambut baik masyarakat Kuba. Pemerintah setempat bahkan menargetkan sebanyak 8 juta warga menggunakan hak pilihnya.

Salah seorang warga Kuba yang ikut pemilu, Ramon Perez, mengatakan ia masih tidak percaya bahwa Kuba di masa depan tidak akan dipimpin lagi oleh Castro. Meski demikian, hal itu baik bagi negara tempatnya tinggal.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah pemilu paling penting, kami akan memilih wajah baru untuk memerintah kami," sebut Perez.
Salah seorang purnawirawan Militer Kuba, Letnan Kolonel, Rigoberto Celorio, mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat memilih pemimpin baru.

"Perubahan merupakan tantangan tapi ini adalah bagian hukum kehidupan. Kami semakin tua dan harus pensiun," papar Celorio.
"Raul (Castro) tetap akan menjadi Sekretaris Utama Partai Komunis, jadi bagaimana pun hasil (pemilu) pastinya orientasinya akan baik," jelas dia.
Pengumuman pemilu disampaikan Raul pada akhir 2017 lalu. Ketika itu, dia memastikan pemimpin baru Kuba tidak akan mengubah apa yang sudah dibentuk oleh para pendahulu.

"Penetapan calon presiden didasarkan pada kemampuan, prestasi, dan komitmen pada masyarakat," sebut Castro.
Beberapa nama dijagokan menjadi suksesor Raul. Namun, calon terkuat dari kandidat lain adalah pemegang jabatan Wakil Presiden pertama Kuba, yaitu Miguel Diaz-Canel.
ADVERTISEMENT