Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Akhiri Kunker di Kepri, Ma'ruf Amin Ziarah ke Makam Bapak Bahasa Raja Ali Haji
8 Juni 2023 16:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebelum kembali ke Jakarta usai melaksanakan sejumlah agenda dalam kunjungan kerjanya di Kepulauan Riau, Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan istri Wury Ma'ruf Amin singgah ke Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, untuk berziarah ke makam tokoh pahlawan nasional yang juga bapak bahasa, Raja Ali Haji, pada Kamis (8/6) siang.
ADVERTISEMENT
Perjalanan menuju makam sastrawan melayu yang sangat termahsyur dari Kepri ini ditempuh menggunakan Kapal Kepri 01 dari pelabuhan di Kota Tanjungpinang ke Pulau Penyengat.
Setibanya di makam, Ma'ruf kemudian memimpin jalannya doa bersama serta menaburkan bunga di atas pusara. Setelahnya, Ma'ruf juga menyempatkan untuk berkeliling area makam yang merupakan komplek pemakaman keluarga kerajaan sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Tanjungpinang.
Di dalam komplek makam ini, terdapat bangunan yang berisi makam Engku Putri dan Raja Haji Abdullah serta istrinya yang merupakan anggota Kerajaan Riau di masa silam. Sementara makam Raja Ali Haji sendiri berada di luar di samping bangunan utama makam.
Raja Ali Haji adalah seorang sastrawan dan ulama besar dari Melayu. Ia lahir pada tahun 1808 di Lingga, Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
Semasa hidupnya, ia banyak menghasilkan hasil karya di bidang seni. Dalam setiap karyanya, Raja Ali Haji tidak pernah meninggalkan ciri khasnya, yakni mengakar pada tradisi kesusastraan Islam serta Melayu, juga kesungguhannya dalam menyajikan sejarah masa lalu disesuaikan dengan tuntutan kondisi di zamannya.
Karyanya yang paling dikenal adalah Gurindam Dua Belas pada tahun 1847. Karya ini menjadi karya tak ternilai bahkan paling menonjol di antara karya yang lain.
Karya sastra Gurindam Dua Belas ini lalu diabadikan di sepanjang dinding bangunan makamnya. Sehingga, setiap pengunjung yang datang dapat membaca serta mencatat mahakarya agung tersebut.
Raja Ali Haji juga dikenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat Kitab Pengetahuan Bahasa yang menjadi kamus ekabahasa pertama di Nusantara. Bahasa Melayu baku inilah yang kemudian dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional.
ADVERTISEMENT
Atas kontribusinya selama hidup, Raja Ali Haji pun mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono.