Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Akses TPA Suwung Bali Rusak, Puluhan Truk Harus Antre 3 Hari Buat Buang Sampah
29 Januari 2025 15:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Puluhan truk tampak berjejer sepanjang 1,2 kilometer di pinggir Jalan Kura-Kura Bali, Kota Denpasar, Bali, Rabu (29/1). Mereka antre untuk membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Kota Denpasar.
ADVERTISEMENT
Salah satu sopir truk dipanggil Pak De (50) mengaku sudah tiga hari mengantre. Dia bersama puluhan sopir lainnya mengangkut puluhan ton sampah dari rumah tangga hingga restoran yang dikelola secara swakelola di Kota Denpasar dan Badung.
"Mengantre begini terus hampir satu bulan. Saya sudah tiga hari antre, kadang pulang ke rumah kadang enggak," katanya kepada wartawan.
Swakelola adalah pihak ketiga yang melayani pengangkutan sampah rumah tangga dari rumah ke rumah dan di angkut serta dibuang ke TPS terdekat. Pemerintah Kota Denpasar telah menutup sebagian TPS akhir tahun 2024, sehingga pihak swakelola membuang sampah ke TPA.
Mereka terpaksa antre karena akses jalan keluar masuk TPA Suwung rusak. Sementara titik pembuangan sampah di TPA licin disertai tanah berlumpur pada musim penghujan.
ADVERTISEMENT
Truk bisa terjebak pada jalan lubang dan berlumpur. Sehingga tidak bisa masuk dalam jumlah banyak pada saat bersamaan. Paling celaka truk bahkan jungkir balik bila sopir memaksa masuk ke TPA.
Para sopir truk bergantian menginap di jalanan mengawal antrean. Mereka khawatir antrean diselak bila meninggalkan kendaraan tanpa penjagaan.
"Kan pemerintah katanya jalan rusak, dari dulu gitu, perbaikan jalan-perbaikan jalan, tapi tetap saja jalannya hancur, tetap rusak. Susah payah naik (ke area pembuangan sampah)," sambungnya.
Mereka juga terpaksa antre karena pengelola mengutamakan truk pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/kota membuang sampah ke TPA. Selain itu, pengelola membatasi jam operasional pembuangan sampah ke TPA Suwung, yakni mulai jam 11.00-17.00 WITA.
Mereka juga menilai perlakuan pihak pengelola tidak adil. Padahal, Pemerintah Provinsi Bali dinilai tak mampu menangani sampah tanpa campur tangan swakelola.
ADVERTISEMENT
"Katanya jalan rusak tapi yang diutamakan DLHK Badung dan Denpasar, yang swakelola itu belakangan, anak tiri," katanya.
"Maunya kerja sama, kan sama-sama menangani sampah. Jangan gitu. Harusnya kan adil. Kita sama-sama jalan. DLHK juga mestinya kerja sama, apalagi ini kita daerah pariwisata ya pasti jadi sorotan," katanya.
Sampah Menumpuk di Depan Rumah Warga
Antrean pembuangan sampah ini sempat berdampak kepada warga. De mengaku sejumlah warga sempat mengeluh namun pihak swakelola hanya bisa memohon permakluman.
"Warga komplain sampahnya enggak diambil, kita kena marah, ya kendalanya di sini makanya DLHK juga mestinya kerja sama, apalagi ini kita daerah pariwisata ya pasti jadi sorotan," katanya.
Salah satu warga Legian, Kabupaten Badung, bernama Febri (30) mengaku sampah di rumahnya sempat tak diangkut pada awal tahun 2025. Namun, seminggu ini sudah mulai lancar.
ADVERTISEMENT
"Pas awal tahun aja sih ada keterlambatan. Tadi pagi sampah diangkut," katanya.
Sementara itu, pantauan di beberapa jalanan Kota Denpasar, terlihat sejumlah sampah masih terlihat menumpuk di depan rumah warga. Sampah-sampah itu dibungkus plastik dengan rapi.
Sedangkan, di TPS Monang-maning, Swakelola Sampah Desa Dauh Puri Klod yang berada tepat di belakang Level 21 Mall dan TPS Jalan Pulau Kawe, Kota Denpasar tak tampak ada sampah menggunung hingga meluber ke jalanan. Di TPS itu biasanya menjadi langganan sampah meluber sampai ke jalanan dan menjadi sorotan warganet.
Di sisi lain, Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Dinas Kehutan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Ni Made Armadi belum memberikan tanggapan soal antrean truk sampah ini.
ADVERTISEMENT
"Saya masih ada rapat, nanti saya hubungi," katanya singkat.