Aksi Anak Muda di Bali Bersihkan Musala Telantar Sambut Ramadan

27 Februari 2025 18:34 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jelang Ramadan anak muda membersihkan musala yang terletak di kawasan Driving Range Bali, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (27/2/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jelang Ramadan anak muda membersihkan musala yang terletak di kawasan Driving Range Bali, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (27/2/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Tumpukan debu, kerak lumut, dan udara pengap di musala yang terletak di kawasan Driving Range Bali, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, tak membuat Ricky Brahmana patah semangat.
ADVERTISEMENT
Dia bersama dua temannya, M. Haris dan M. Suhadak, membulatkan tekad dengan tulus nan ikhlas membersihkan musala demi kenyamanan umat Islam beribadah selama bulan suci Ramadan 1446 H.
"Pada bulan Ramadan biasanya kegiatan di masjid atau musala full dari malam sampai subuh. Untuk sahur ada acara berbuka dan malam ada salat Tarawih sehingga masjid harus memiliki tampilan baik dan nyaman," katanya kepada wartawan, Kamis (27/2).
Gedung musala memiliki luas sekitar 5x5 meter itu dicat warna putih. Sebagian dindingnya menjadi hitam karena debu. Atapnya sebagian keropos dan lantai jebol.
Lantai dan dinding pada bagian tempat wudu juga ikut menjadi hitam karena dipenuhi tanah. Bangunan musala ini tampak tak terawat dan telantar.
Jelang Ramadan anak muda membersihkan musala yang terletak di kawasan Driving Range Bali, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (27/2/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Ricky mengatakan, musala ini tak terawat karena lokasinya yang sepi pengunjung dan berada di paling ujung kawasan area bandara. Musala ini dibangun untuk pengunjung yang bermain golf, karyawan atau sopir-sopir sekitar bandara.
ADVERTISEMENT
Ricky membersihkan musala ini atas permintaan dari salah satu pengunjung yang kaget melihat kondisi musala. Pengunjung berharap musala ini bisa dibersihkan sehingga menjadi tempat nyaman untuk beribadah.
"Memang ini adalah suatu bentuk kebaikan dari pihak pengelola untuk membuat musala tapi ternyata memang pengguna musala tidak sebanyak seperti di lingkungan masyarakat di perumahan sehingga yang datang ke musala ini tidak sebanyak biasanya. Hasilnya kondisinya tidak terawat dengan baik," katanya.
"Ini juga menjadi kritikan bagi kami khususnya umat Islam bahwasanya ketika berusaha untuk membangun musala di mana pun kita harus berusaha untuk memakmurkannya juga," sambungnya.
Ricky dan kedua temannya membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk membuat gedung kembali menjadi bersih nan nyaman. Dinding dan lantai musala bersih dari debu dan tanah.
ADVERTISEMENT
Mereka juga tampak membersihkan karpet menggunakan vacuum cleaner, mengelap kaca dengan cairan pembersih, dan mencuci sajadah hingga mukena hingga harum. Kain-kain ini dicuci di mesin cuci mini.
"Kami juga memiliki mesin cuci, biasanya masjid atau musala menyediakan sarung, sajadah atau mukena yang digunakan untuk masyarakat tapi seringkali tidak dicuci secara rutin sehingga kami menyediakan alat-alat tersebut untuk mencuci agar nyaman dikenakan," katanya.
Jelang Ramadan anak muda membersihkan musala yang terletak di kawasan Driving Range Bali, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (27/2/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Ricky meluangkan waktu berbuat amal melalui Tim Bersih-Bersih Masjid dari Yayasan Haji Anif. Berkat donasi dari masyarakat, yayasan mampu membeli sebuah mobil minibus, peralatan kebersihan, mesin cuci dan peralatan lain untuk kebersihan.
Tim Bersih-Bersih Masjid ini sudah berjalan sejak tahun 2021 lalu. Biasanya sebanyak 15 relawan secara bergantian keliling Kota Denpasar dan Kabupaten Badung membersihkan 2 sampai 3 masjid dan musala setiap hari.
ADVERTISEMENT
Tim juga keliling kabupaten lain mencari musala atau masjid yang perlu perawatan setiap tiga bulan sekali.
Jelang Ramadan anak muda membersihkan musala yang terletak di kawasan Driving Range Bali, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (27/2/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Walau masjid biasanya memiliki tim marbut atau takmir yang mengurus kemakmuran tempat ibadah, Ricky mengatakan, tak jarang masih ada masjid atau musala ukuran kecil yang butuh diperhatikan.
"Jadi kita memang tidak pernah mematok biaya apa pun saat membersihkan masjid atau musala, dengan harapan ini semua bisa menjadi amal jariyah bagi kami dan teman-teman yang membantu sehingga nantinya setiap orang-orang yang ibadah memberikan pahala yang mengalir kepada kami juga dalam bentuk sistem jariyah tersebut," beber Ricky.
"Masjid itu bisa menjadi bermanfaat bagi sekitarnya karena dalam Islam sebenarnya masjid atau musala itu bukan hanya digunakan untuk salat saja tapi juga untuk berkumpul, ceramah membuat suatu program keilmuan, berniaga atau membahas suatu hal untuk kemajuan bangsa dan negara," sambungnya.
ADVERTISEMENT