Aksi Gangster Tawuran di Semarang Didanai Situs Judol, Diduga Terkait Pilkada

23 Oktober 2024 14:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisis mengungkap kasus aliran dana judi online terhadap gengster di Semarang, Rabu (23/10). Foto: Intan Alliva/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Polisis mengungkap kasus aliran dana judi online terhadap gengster di Semarang, Rabu (23/10). Foto: Intan Alliva/kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi tawuran yang marak dilakukan gangster remaja di Kota Semarang ternyata didanai oleh situs judi online. Tujuannya untuk merusak kondusifitas selama masa Pilkada 2024.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar. Dia mengatakan, aliran dana ini terungkap setelah pihaknya menemukan banyak kejanggalan terhadap maraknya aksi tawuran, hingga pengerahan anak SMK di aksi demo mahasiswa beberapa waktu lalu.
"Peristiwa-peristiwa itu sudah dicermati, sudah diskema, sudah mapping dan semua dilakukan, kami duga untuk mengalihkan fokus pengamanan untuk Pilkada," ujar Irwan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (23/10).
Ia menjelaskan, dalam pengembangan kasus tawuran, ditemukan tiga orang admin medsos dari gangster yang terafiliasi dengan judi online. Mereka yakni, Muhammas Iqbal Samudra (22) warga Bandarharjo Semarang, Muhammad Alfin Harir (19) warga Bangetayu Wetan, dan Sandy Wisnu Agusta (23) warga Pringgodani Semarang.
"Ditemukan adanya pembiayaan beberapa gangster oleh situs judi online. Situs-situs bekerja sama dengan tersangka Iqbal. Melalui Iqbal mengalir pembiayaan ke beberapa gangster. Antara lain gangster Alstar, Young_street_404, Teamdadakan, dan Teammasok," jelas dia.
ADVERTISEMENT
"Kemudian tersangka Alfin ini admin akun gangster Teammasok, Sandy admin Teamdadakan, Iqbal admin Alstar dan Youngs_street_404," imbuh Irwan.
Para tersangka ini dijatah uang sekitar Rp 5 juta sampai Rp 8 juta per bulan oleh situs judi itu untuk melakukan tawuran. Uang itu digunakan untuk membeli minuman keras, menyewa vila hingga membeli peralatan tawuran.
"Sudah temukan dana digunakan untuk pengobatan saat tawuran, antara lain yang duel di Jalan dr. Cipto. Kemudian meeting rekreasi sewa villa, beli atribut kelompok dan beli miras," ungkap Irwan.
Tak hanya aksi tawuran, pengerahan remaja atau pelajar SMK juga dilakukan dalam unjuk rasa mahasiswa yang berujung ricuh beberapa waktu yang lalu.
"Siswa yang ikut itu ternyata mayoritas datang dari luar Kota Semarang. Antara lain ada tujuh siswa SMK dari Demak, tujuh dari Grobogan, ada dari Ungaran, dan lainnya. Tidak mungkin serentak bersama lakukan kegiatan jika tidak terstruktur," ungkap Irwan.
ADVERTISEMENT

Buru otak pelaku

Irwan menduga ada pihak-pihak yang ingin merusak keamanan dan kondusifitas jelang Pilkada di Kota Semarang. Ia pun meminta mereka untuk berhenti melakukan pengerahan dan memanfaatkan anak-anak.
"Kami minta kepada pihak yang memiliki kepentingan dan pergerakan ini agar tidak meneruskan. Apalagi pola yang dilakukan sudah mengarah ke upaya pelanggaran hukum dan mengganggu kondusifitas," tegas Irwan.
Meski begitu, polisi akan terus memburu siapa dalang dari pengerahan aksi tawuran tersebut.
"Kita kejar, butuh beberapa langkah untuk jerat layer di atasnya," kata Irwan.