Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Aksi Geber Motor Diduga Jadi Pemicu Pelajar di Yogya Dianiaya Gir Hingga Tewas
4 April 2022 16:40 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Dirreskrimum Polda DIY Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan dugaan pemicu seorang pelajar dianiaya dengan gir hingga tewas di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta . Pemicunya ternyata hal sepele yakni aksi bleyer atau geber motor .
ADVERTISEMENT
"Nah hal inilah yang menjadi pemicu, karena membleyer kelompok korban Ini akhirnya (kelompok korban) berusaha mengejar kelompok pelaku," kaya Ade Ary saat di Polda DIY, Senin (4/4).
Ade menjelaskan, korban saat itu bersama enam rekannya naik 5 motor dan berhenti di sebuah warung pada Minggu (3/4) pukul 02.10 WIB. Beberapa orang di rombongan sudah memesan, beberapa lagi sedang memarkirkan kendaraan.
Kemudian melaju lah 2 sepeda motor masing-masing berboncengan 2 dan bonceng 3. Mereka melintas di depan rombongan korban dan membleyer motor.
Di Jalan Gedongkuning tersebut, rombongan korban mengejar rombongan pelaku ke arah utara. Namun bukannya takut, rombongan korban justru berhenti dan menghadang rombongan korban.
"Kelompok pelaku berhenti dan memutar balik menunggu kelompok korban tiba. Motor pertama korban tidak sempat terkena pukulan benda tajam," katanya.
Benda tajam di sini menurut keterangan saksi adalah gir yang telah ditambahi tali. Selanjutnya motor kedua yang dibonceng korban tiba. Pelaku kemudian menyabetkan gir tersebut ke arah korban. Akibat gir tersebut korban mengalami luka di wajah.
ADVERTISEMENT
Petugas Direktorat Sabhara Polda DIY yang sedang berpatroli langsung membantu menolong korban ke RSPAU Hardjolukito. Namun setelah dirawat beberapa saat nyawa korban tidak tertolong.
Ade Ary belum bisa memastikan apakah peristiwa ini merupakan bagian dari geng pelajar. Demikian pula, pihaknya belum bisa memastikan apakah pelaku juga pelajar, sama seperti dengan korban.
"Masih kita dalami. Bukan (sahur), mau makan (kelompok korban)," katanya.
Sebelumnya, Ade Ary juga enggan peristiwa ini disebut sebagai klitih, mengingat klitih sebenarnya memiliki arti yang baik.
"Kejahatan jalanan, tidak ada istilah klitih adanya kejahatan jalanan. Karena klitih itu sebenarnya budaya yang jalan-jalan sore. Tolong kita hilangkan kata-kata klitih karena berkonotasi dengan tidak baik," tegasnya.
Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Slamet Purwo membenarkan bahwa korban adalah siswanya yang bernama Daffa Adzin Albasith (17). Daffa merupakan siswa kelas 11 IPS 3. Saat itu, menurut Slamet korban dan rekan-rekannya tengah mencari makan.
ADVERTISEMENT
Korban merupakan anak dari salah seorang anggota dewan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Daffa ini merupakan siswa yang berasal dari luar kota. Beberapa siswa yang dari luar kota sebenarnya hendak pulang kampung lantaran kembali bersekolah daring. Siswa kelas 10 dan 11 mulai hari ini bersekolah daring karena siswa kelas 12 menjalani ujian.
"Mereka mau pulang kampung. Karena besok mau pulang karena pembelajaran online, kelas 12 kan ujian masuk di sekolah. Kemudian kelas 11-10 online," ujarnya.