Aksi Heroik Remaja 18 Tahun Selamatkan 8 Orang dari Penembakan di Thailand

14 Februari 2020 9:46 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para Biksu Budha duduk selama upacara untuk membuka kembali pusat perbelanjaan Terminal 21 di Nakhon Ratchasima, Thailand, Kamis (13/2). Foto: AP Photo/Sakchai Lalit
zoom-in-whitePerbesar
Para Biksu Budha duduk selama upacara untuk membuka kembali pusat perbelanjaan Terminal 21 di Nakhon Ratchasima, Thailand, Kamis (13/2). Foto: AP Photo/Sakchai Lalit
ADVERTISEMENT
Akhir pekan lalu, Thailand diguncang penembakan massal. Seorang tentara Jakrapanth Thomma melepaskan tembakan acak di beberapa tempat, termasuk mal Terminal 21.
ADVERTISEMENT
Aksi Jakrapanth penembakan menyebabkan 30 orang termasuk dirinya kehilangan nyawa. Sementara itu, 58 lainnya menderita luka-luka.
Di balik insiden di Nakhon Ratchasima di Thailand, terselip satu kisah heroik seorang remaja 18 tahun yang turut menjadi korban jiwa bernama Ativa.
Kaca mobil yang pecah akibat penembakan di Nakhon Ratchasima, Thailand. Foto: REUTERS / Athit Perawongmetha
Saat kejadian, ketika pelaku mencoba kabur ke sebuah ruangan, Ativa ternyata berada di tempat yang dituju pelaku bersama delapan orang lain.
Mengetahui pelaku sudah melepaskan tembakan acak, Ativa menahan pintu agar Jakrapanth tak masuk di ruangan yang sama dengannya.
Upaya menahan pelaku gagal dilakukan. Ativa tewas tertembus timah panas pelaku. Namun, ke delapan orang lain yang berada di ruangan yang sama berhasil kabur.
Bercak darah korban di lokasi penembakan di depan pusat perbelanjaan Terminal 21 Nakhon Ratchasima, Thailand. Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun
Nenek Ativa yang berusia 73 mengaku begitu terpukul mendengar cucunya tewas. Ia menyebut, Ativa baru saja lulus SMA.
ADVERTISEMENT
Ibu Ativa kerja di mal Terminal 21 sebagai cleaning service untuk bisa membiayai kuliah sang anak. Sementara selama hidup sang nenek mengenal Ativa sebagai seorang penurut dan pendiam serta tak pernah mengeluh.
Petugas mengidentifikasi lokasi penembakan di depan pusat perbelanjaan Terminal 21 Nakhon Ratchasima, Thailand. Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun
"Dia seharusnya punya harapan dan masa depan cerah," sebut sang nenek seperti dikutip dari China Press, Jumat (14/2).
"Tapi karena seorang penembak yang tak punya perasaan, Ativa harus kehilangan nyawa di usia sangat muda," pungkas dia.