Aksi Kamisan Masih Berlanjut, Suarakan Pengkhianatan Demokrasi

15 Februari 2024 19:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Kamisan turut menampilkan teatrikal dengan massa aksi memegang kartu kuning sambil meniup peluit menghadap ke Istana Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (15/2/204). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Kamisan turut menampilkan teatrikal dengan massa aksi memegang kartu kuning sambil meniup peluit menghadap ke Istana Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (15/2/204). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah warga dan aktivis kembali mengikuti Aksi Kamisan ke-805 yang digelar di depan Istana Presiden, Jakarta, Kamis (15/2). Aksi Kamisan ini pertama kali digelar pada 18 Januari 2007.
ADVERTISEMENT
Dalam aksi yang diinisiasi Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK), Jaringan Relawan Kemanusiaan Indonesia (JRKI), dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) kali ini, mereka menyuarakan terkait proses Pemilu 2024 yang dinilai adanya praktik kecurangan hingga memenangkan paslon 02, Prabowo-Gibran.
Sejumlah aktivis HAM menggelar aksi Kamisan ke-805 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Foto: Erlangga Bregas Prakoso/Antara Foto
"Pencalonan Prabowo-Gibran, hingga dukungan yang kian nyata diperlihatkan oleh Bapak Presiden terhadap paslon tersebut, sejak awal merupakan pengkhianatan terhadap agenda Reformasi 1998. Kolusi dan nepotisme dipertontonkan saat hukum dimanipulasi untuk meloloskan Gibran, putra sulung Bapak Presiden, sebagai cawapres melalui putusan Mahkamah Konstitusi," ujar Sumarsih, yang merupakan keluarga korban tragedi Semanggi, di lokasi, Kamis (15/2).
"Berbagai laporan juga menyebut bahwa alat dan sumber daya negara yang didanai oleh uang rakyat, dikerahkan untuk memenangkan paslon tersebut. Mulai dari laporan adanya pengerahan kepala desa, tekanan dari aparat keamanan, hingga penyaluran bantuan sosial (bansos)," lanjutnya.
Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan, Sumarsih mengangkat kartu merah dalam aksi teatrikal Kamisan ke-805 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Foto: Erlangga Bregas Prakoso/Antara Foto
Selain itu, massa Aksi Kamisan ini juga melakukan aksi teatrikal. Sambil memegang payung hitam, Sumarsih terlihat memegang kartu merah, dengan di depannya ada seorang yang diikat kain putih.
ADVERTISEMENT
Di saat bersamaan, massa aksi yang kompak mengenakan pakaian serba hitam juga serentak meniup peluit sembari memegang kartu kuning dengan menghadap ke arah Istana Presiden.
Dalam aksi tersebut, juga tampak hadir dua pakar hukum tata negara yang merupakan pemain di film Dirty Vote–film yang sempat heboh di masa tenang dengan mengungkap desain kecurangan Pemilu 2024–Feri Amsari dan Bivitri Susanti.
Aksi Kamisan yang digelar di depan Istana Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Kamis, (15/2/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan