Aksi Kekerasan Bayangi Misa Penghormatan Kematian Presiden Haiti

23 Juli 2021 18:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mencium foto Presiden Haiti Jovenel Moise yang terbunuh. Foto: REUTERS/Ricardo Arduengo
zoom-in-whitePerbesar
Warga mencium foto Presiden Haiti Jovenel Moise yang terbunuh. Foto: REUTERS/Ricardo Arduengo
ADVERTISEMENT
Upacara peringatan kematian Presiden Jovenel Moise dilangsungkan pada Kamis (22/7) di katedral Kota Cap-Haitien, Haiti. Pada misa itu, pendeta menyayangkan begitu banyaknya darah sipil yang tumpah menyusul kematian tragis sang Presiden.
ADVERTISEMENT
Pendeta Jean-Gilles Sem mengungkapkan kekecewaannya di hadapan puluhan pelayat yang menggunakan kaus putih berhiaskan foto Moise.
“Pembunuhan dan penculikan ini harus berhenti,” tegas Sem. Ia menambahkan, komunitas warga miskin menjadi kelompok yang paling terdampak oleh rangkaian kekerasan ini.
“Kami sudah lelah,” lanjutnya, sebagaimana dikutip dari Aljazeera.
Ruangan misa di katedral tersebut hanya setengah penuh. Sementara di luar gereja, pendukung Moise terus mengganggu berjalannya misa dengan berteriak menuntut keadilan atas kematian Moise.
Para pengunjuk rasa juga menuduh kaum elite Haiti sebagai pembunuh presiden mereka.
Seorang pria berdoa di depan tugu peringatan untuk Presiden Jovenel Moise yang dipasang di dekat Katedral Our Lady of the Assumption di Cap-Haitien. Foto: Valerie Baeriswyl / AFP
Seorang pria bernama John Jovie, bersama dengan sekelompok pengunjuk rasa lainnya mengancam akan melakukan tindak kekerasan lebih jauh lagi jika anggota kaum elite kaya raya dari Port-au-Prince berani menghadiri upacara pemakaman Moise.
ADVERTISEMENT
“Kami meminta mereka untuk tidak datang ke pemakaman. Jika mereka datang, kami akan memotong kepala mereka satu-satu. Kami akan mengeluarkan pistol-pistol kami… Kami menuntut keadilan untuk Moise,” kata Jovie.
Wali Kota Cap-Haitien tiba di Katedral dengan didampingi penjagaan ketat. Pasukan penjaga lengkap dengan senjata bersiaga di sekeliling gereja sepanjang berjalannya misa.
Misa ini berlangsung sehari setelah kericuhan meletus di Kota Quartier-Morin, yang berlokasi di antara Cap-Haitien dan kampung halaman Moise. Setidaknya, satu orang ditemukan tewas akibat kericuhan ini.
Sayangnya, demonstrasi usai misa tersebut kembali berubah menjadi kerusuhan. Para pengunjuk rasa melepaskan tembakan ke udara, melemparkan bebatuan, dan menggulingkan sejumlah pembatas jalan beton.
Presiden Jovenel Moise duduk di Istana Kepresidenan. Foto: AFP
Warga sipil berusaha melindungi diri dari kerusuhan dan pertokoan ditutup untuk menghindari kerusakan.
ADVERTISEMENT
Upacara pemakaman resmi rencananya akan dilangsungkan pada Jumat (23/7) waktu setempat. Upacara secara tertutup itu akan diselenggarakan di kediaman Moise di Ibu Kota Port-au-Prince.
Presiden Jovenel Moise ditembak hingga tewas oleh sekelompok pasukan bersenjata pada 7 Juli lalu. Pembunuhan keji tersebut bertempat di kediaman pribadi Moise.
Akibat dari insiden penembakan itu, Ibu Negara Haiti terluka berat dan harus menjalani perawatan di rumah sakit di Florida, AS.
Hingga saat ini, setidaknya 26 orang terduga pelaku pembunuhan sang Presiden telah ditangkap. 18 di antaranya adalah purnawirawan tentara Kolombia dan 3 orang lainnya adalah petugas kepolisian.