Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Aksi Massa 20 Mei di Kalbar yang Jadi Perhatian Nasional
12 Mei 2017 13:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Aksi massa 20 Mei di Pontianak, Kalimantan Barat tengah menjadi perhatian nasional. Bahkan kabarnya Mabes Polri memberikan atensi khusus ke Polda Kalbar untuk benar-benar menjaga aksi dilakukan dengan damai.
ADVERTISEMENT
Jadi pada 20 Mei nanti akan dua aksi berbeda dari dua kelompok. Yang pertama aksi pawai gawai masyarakat dayak. Aksi ini merupakan aksi rutin setiap tahunnya. Para Dubes asing juga diundang dalam acara pesta adat di Pontianak.
Namun kali ini agak berbeda dengan tahun sebelumnya. Apalagi di media sosial ramai menyebar pesan mengenai pesta adat ini yang juga disisipi pesan menolak ormas radikal.
Sedang aksi lainnya pawai akbar. Aksi ini dikoordinir beberapa kelompok elemen Islam. Pawai ini akan berkeliling Kota Pontianak menyerukan aksi damai menyambut ramadhan dan sekaligus aksi mengecam pidato Gubernu Kalbar Cornelis yang mengungkit soal Ormas radikal.
ADVERTISEMENT
Kedua massa yang mengusung isu berbeda ini diperkirakan akan bertemu di beberapa ruas jalan di Pontianak. Kekhawatiran muncul adanya gesekan.
Banyak tokoh masyarakat mengimbau agar pihak kepolisian mengantisipasi aksi 20 Mei mendatang. Seruan-seruan juga datang.
"Kami berharap jangan ada respons berlebihan yang malah menjadi kontraproduktif sehingga akibatnya berdampak buruk pada kondisi sosial dan ekonomi kita. Keamanan adalah kunci dalam aktivitas kita sehari-hari," kata Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kalimantan Barat, Thamrin Usman seperti dilansir antara, Jumat (12/5).
"Kami tidak ingin ada konflik horizontal," tambah Thamrin lagi.
Bukan hanya itu saja, Thamrin yang juga Rektor Universitas Tanjung Pura memberi imbauan agar mahasiswa tidak ikut dalam aksi. Ancaman sanksi diberikan kepada mahasiswa yang terlibat aksi.
ADVERTISEMENT
Soal aksi dua kelompok berbeda ini diharapkan memang tidak terjadi gesekan. Damai untuk negeri, damai untuk Indonesia. Pemerhati masalah hukum dan sosial, Feri Amsari menyampaikan aksi kedua kelompok ini rawan dimanfaatkan pihak tertentu.
"Cenderung dimanfaatkan banyak pihak berkepentingan untuk memperoleh kepentingan pribadi di atas kepentingan bangsa dan negara. Bagi para pendukung, situasi saat ini juga harus jadi bahan refleksi. Ketegangan konflik ini harus dihentikan," beber Feri yang juga pengajar di Universitas Andalas.
Feri berharap, masyarakat bisa sama-sama menahan diri. Jangan larut terbawa emosi.
"Saatnya cooling down jika memang berjuang demi bangsa dan negara," tutup dia.