Aksi Protes Berujung Ricuh, Ibu Kota Kepulauan Solomon Lockdown

25 November 2021 9:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dampak kerusuhan di Kepulauan Solomon. Foto: Georgina Kekea via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Dampak kerusuhan di Kepulauan Solomon. Foto: Georgina Kekea via REUTERS
ADVERTISEMENT
Kepulauan Solomon menetapkan lockdown selama 36 jam di Ibu Kota Honiara pada Rabu (24/11) malam. Keputusan diambil setelah aksi protes berubah menjadi kerusuhan.
ADVERTISEMENT
Lockdown di Honiara ini akan berlangsung hingga Jumat (26/11) pukul 7 pagi waktu setempat.
Pengunjuk rasa di ibu kota awalnya hanya menuntut Perdana Menteri Manasseh Sogavare untuk mundur. Tetapi, aksi tersebut berakhir dengan penjarahan toko-toko hingga pembakaran berbagai bangunan.
Dikutip dari Reuters, pengumuman lockdown disiarkan setelah kepolisian berupaya membubarkan kerusuhan dengan menembakkan gas air mata.
Manasseh Sogavare terpilih jadi Perdana Menteri kepulauan Solomon. Foto: AFP/Robert Taupongi
“Negeri kita menyaksikan peristiwa menyedihkan dan menyengsarakan, yang ditujukan untuk menjatuhkan pemerintahan yang terpilih secara demokratis ini,” kata Sogavare dalam pidatonya.
“Sejujurnya, saya berpendapat bahwa kita telah melewati hari-hari tergelap sepanjang sejarah negeri kita. Tetapi, peristiwa hari ini menjadi pengingat bahwa jalan kita masih panjang,” imbuhnya.
Warga dari pulau terpadat Kepulauan Solomon, Malaita, melakukan perjalanan menuju ibu kota untuk mencurahkan amarahnya terhadap sejumlah isu domestik, seperti janji pembangunan infrastruktur yang tidak kunjung terealisasi.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kepulauan Solomon juga mendapat tekanan akibat keputusan untuk memutus hubungan dengan Taiwan pada 2019 silam, dan menjalin relasi resmi dengan China.
Dampak kerusuhan di Kepulauan Solomon. Foto: Georgina Kekea via REUTERS
“Lockdown ini akan membantu lembaga penegak hukum kita untuk menginvestigasi secara menyeluruh mengenai siapa otak di balik peristiwa hari ini, dan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut,” tegasnya.
Para pengunjuk rasa juga membakar satu bangunan kantor polisi.
Melihat aksi kerusuhan ini, Pasukan Kepolisian Kepulauan Solomon (RSIPF) mendesak warga di Honiara untuk tidak berangkat ke sekolah ataupun perkantoran, demi terhindar dari kerusuhan.
“Kami ingin memastikan jalanan, sekolah, dan pertokoan kami akan dibuka kembali sesegera mungkin usai lockdown berakhir. Saya meminta kerja sama Anda, hingga situasi kembali normal,” ujar Deputi Komisioner RSIPF, Juanita Matanga, dalam keterangannya.
ADVERTISEMENT