Aksi TNI Protes ke Effendi Dinilai Berlebihan: Harus Matang Arahkan Prajurit

15 September 2022 22:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenderal Dudung Beri Kuliah Umum di ITB Foto: TNI AD
zoom-in-whitePerbesar
Jenderal Dudung Beri Kuliah Umum di ITB Foto: TNI AD
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aksi prajurit TNI AD di berbagai daerah ramai-ramai membuat video kecaman pada anggota DPR Effendi Simbolon karena menyebut TNI gerombolan atau ormas, menuai sorotan.
ADVERTISEMENT
Reaksi para prajurit itu muncul setelah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman meminta agar anggotanya tidak diam disamakan dengan ormas atau gerombolan.
Pengamat militer, Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai mestinya tindakan para prajurit dapat dicegah, bukan justru diperintah untuk ramai-ramai melawan anggota DPR.
”Tindakan impulsif yang dianggap sebagai bentuk spontanitas prajurit itu harus dapat dihentikan. Kenapa? Ya para pimpinan harus mampu menunjukkan kemampuan dan kematangannya dalam mengarahkan dan mengendalikan para prajurit,” ujar Fahmi kepada wartawan, Kamis (15/9).
Jika terbukti adanya perintah dari pimpinan di level mana pun, Fahmi menyebut hal itu jelas tak bisa dibiarkan. Masih adan kecenderungan perilaku impulsif di tingkat pimpinan justru akan membahayakan si pemberi perintah juga rekan atau jajarannya.
Dandim beserta Anggota Kodim Cilegon marah atas pernyataan Anggota Komisi 1 DPR Effendi Simbolon terkait TNI. Foto: Dok. Istimewa
”Ini tidak boleh dibiarkan. Perilaku impulsif atau kecenderungan bertindak tanpa berpikir di level mana pun, dapat membahayakan dirinya, rekan-rekan, pimpinan bahkan orang lain,” ucap Fahmi.
ADVERTISEMENT
Berkaca dari kritik pedas Effendi itu, Fahmi mengatakan TNI harus segera berbenah, terlebih mereka pasti tak menginginkan adanya cap buruk publik terhadap lembaga mereka.
”Makanya segera hentikan apa pun yang dianggap sebagai spontanitas itu. Membiarkan para prajurit bereaksi dan bersikap itu juga sama dengan politisasi, Hati-hati. Bagaimanapun, hal-hal yang disampaikan oleh Effendi Simbolon itu merupakan bagian dari dinamika dan proses politik di parlemen," tegas Fahmi.
”Saya kira baik TNI maupun para politisi Senayan menghentikan segala bentuk reaksi dan provokasi. Para pimpinan TNI harus mengendalikan para prajurit agar tidak impulsif,” tandasnya.