Aktivis Iran yang Dipenjara, Narges Mohammadi, Raih Nobel Perdamaian 2023

6 Oktober 2023 17:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis hak asasi manusia Iran dan wakil presiden Pusat Pembela Hak Asasi Manusia (DHRC), Narges Mohammadi. Foto: Mohammadi family archive photos/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis hak asasi manusia Iran dan wakil presiden Pusat Pembela Hak Asasi Manusia (DHRC), Narges Mohammadi. Foto: Mohammadi family archive photos/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang aktivis hak penegak hak perempuan ternama Iran yang dijatuhi hukuman 12 tahun penjara, Narges Mohammadi, meraih penghargaan Nobel Perdamaian 2023.
ADVERTISEMENT
Mohammadi adalah perempuan ke-19 yang dianugerahi Nobel sejak pemberiannya dimulai 122 tahun lalu, sekaligus perempuan pertama sejak jurnalis kondang Maria Ressa dari Filipina meraih penghargaan ini pada 2021.
Pengumuman pemberian Nobel Perdamaian kepada Mohammadi disampaikan di akun resmi @NobelPrize melalui platform X, pada Jumat (6/10).
"Komite Nobel Norwegia telah memutuskan untuk memberikan penghargaan kepada Nagers Mohammadi atas perjuannya melawan penindasan terhadap perempuan di Iran perjuangannya untuk mempromosikan hak asasi manusia dan kebebasan untuk semua," tulisnya.
Ketua Komite Nobel Norwegia Berit Reiss-Andersen mengawali pidatonya dengan memuji Mohammadi sebagai pejuang kebebasan — dan dalam Bahasa Farsi, mengucapkan salah satu slogan protes terhadap pemerintah Iran: wanita, kehidupan, kebebasan.
Reiss-Andersen mengatakan, penghargaan Nobel untuk Mohammadi sekaligus memberikan pengakuan kepada ratusan ribu orang yang telah menentang diskriminasi dan penindasan terhadap perempuan di Iran.
ADVERTISEMENT
"Penghargaan ini pertama-tama dan terutama merupakan pengakuan atas karya yang sangat penting dari seluruh gerakan di Iran, dengan pemimpinnya yang tak terbantahkan, Narges Mohammadi," kata Reiss-Andersen.
Aktivis hak asasi manusia Iran dan wakil presiden Pusat Pembela Hak Asasi Manusia (DHRC), Narges Mohammadi. Foto: Mohammadi family archive photos/Handout via REUTERS
"Hanya dengan merangkul persamaan hak bagi semua orang, dunia dapat mencapai persaudaraan antar bangsa yang ingin dipromosikan oleh [penggagas penghargaan] Alfred Nobel," sambung pengacara itu.
Meski demikian, Mohammadi kemungkinan tidak dapat secara langsung menerima penghargaan Nobel tersebut — lantaran masih mendekam di balik jeruji besi Iran.
Menurut organisasi HAM Front Line Defenders, perempuan berusia 51 tahun ini sedang menjalani beberapa hukuman di Penjara Evin, Ibu Kota Teheran, dengan total hukuman sekitar 12 tahun penjara.
Hukuman belasan tahun penjara itu adalah salah satu dari sekian banyak masa penahanannya di balik jeruji besi. Adapun tuduhannya termasuk 'menyebarkan propaganda melawan negara'.
ADVERTISEMENT
Penghargaan Nobel Perdamaian senilai USD 1 juta (Rp 15,6 miliar) ini akan diserahkan di Ibu Kota Norwegia, Oslo, pada 10 Desember — hari peringatan kematian Alfred Nobel.
Sehubungan dengan inilah, Reiss-Andersen pun mendesak Teheran untuk segera membebaskan Mohammadi. "Jika pihak berwenang Iran membuat keputusan yang tepat, mereka akan membebaskannya sehingga ia dapat hadir untuk menerima penghargaan ini [pada bulan Desember], dan itulah yang kami harapkan," jelasnya.