Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Aktivis Luncurkan Gerakan Jaga Pemilu, Awasi Penyalahgunaan Kekuasaan
21 November 2023 17:50 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Aktivis dari berbagai latar belakang meluncurkan gerakan Jaga Pemilu untuk mengawal Pemilu 2024. Gerakan ini hadir untuk mengawasi indikasi penyalahgunaan kekuasaan hingga kecurangan di Pemilu Serentak mendatang.
ADVERTISEMENT
Para aktivis masyarakat sipil ini berkumpul mendeklarasikan gerakan tersebut secara offline dan virtual sore ini. Mulai dari eks Komisioner KPK Erry Riyana Hardjapamekas, aktivis Natalia Soebagjo, aktivis Luky Djani, sastrawan Goenawan Mohamad, hingga eks Komisioner KPU Arief Budiman dan Hadar Gumay.
"Jelang Pemilu kita dihadapkan situasi yang Abah Erry sebut kita tidak baik-baik saja. Luky sebut situasi sudah horor, ada potensi kecurangan justru bisa dilakukan penyelenggara," kata aktivis HAM sekaligus Ketua Dewan Pembina YLKI Ririn Sefsani di Hotel JS Luwansa, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (21/11).
"Ruang masyarakat dapat calon pemimpin berdasarkan gagasan, ide, untuk bangun Indonesia dan sumber daya Indonesia, ternyata kita dihadapkan pertarungan figur minim gagasan. Dan kita dihadapkan peristiwa konstitusi sembarangan dipermainkan," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Ririn berharap kehadiran Jaga Pemilu dapat menjadi pengingat bagi penyelenggara hingga aparat untuk taat aturan dalam mengawal demokrasi.
"Jaga pemilu hadir tidak hanya memantau proses demokrasi, tapi kita ingin katakan ke penyelenggara jangan main-main kepada rakyat. Ada kami yang awasi, pastikan demokrasi tidak dibelokkan," ujar Ririn.
"Kami perintahkan aparat negara profesional, netral selama proses pemilu. Supaya tidak ada dugaan atau beberapa pihak sudah bisa buktikan ketidaknetralan aparat untuk kepentingan pihak tertentu. Berpihaklah kepada rakyat, Indonesia, bukan pihak tertentu," tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, Erry yang juga merupakan Ketua Komite Pembina Pengawas Jaga Pemilu memastikan aktivis dalam Jaga Pemilu tak berpihak dengan paslon tertentu.
"Gerakan ini muncul dari kepedulian tulus sekelompok orang yang tidak berpartai, non partisan, imparsial, tidak memihak, independen. Kami akan lakukan pengawasan pemilu dari hal tidak baik terutama kecurangan dan penyimpangan," ujar eks pimpinan KPK ini.
ADVERTISEMENT
Manifesto Jaga Pemilu
Mantan Wakil Koordinator BP ICW, Luky Djani, lalu membacakan manifesto Jaga Pemilu. Ini berisi komitmen Jaga Pemilu mengawal pemilu yang menghasilkan pemimpin berkualitas, berintegritas, dan berpihak pada rakyat.
Serta komitmen memberantas kesadaran pemilu rendah, politik uang, black campaign, politik identitas, sampai penggunaan fasilitas negara oleh pejabat publik untuk kepentingan pemilu.
Luky mengatakan nantinya masyarakat bisa melaporkan berbagai dugaan kecurangan dan penyalahgunaan kekuasaan di platform media sosial Jaga Pemilu.
"Semoga dalam waktu dekat kita bisa launching sehingga pada hari H pemungutan suara warga juga bisa aktif pengawasan dan memantau rekapitulasi hasil suara," ujar Luky.
ADVERTISEMENT
Berikut sejumlah aktivis pendukung Jaga Pemilu:
1. Abigail Limuria (Co-initiator BijakMemilih dan Co-founder What Is Up, Indonesia)
2. Dr. Afrizal Tjoetra (sosiolog FISIP USU)
3. Dr. Airlangga Pribadi (Dosen FISIP Unair, kolumnis)
4. Prof. Dr. Akmal Taher (ahli bedah, mantan Dirut RSCM)
5. Amiruddin Al Rahab (mantan Komisioner Komnas HAM)
6. Andhyta F. Utami (Co-founder ThinkPolicy dan Co-initiator BijakMemilih)
7. Andriko Otang (Direktur Eksekutif TURC)
8. Anton Supit (pengusaha)
9. Anwar Saragih, MA (dosen FISIP USU)
10. Arianto Sangaji (akademisi, ahli ekonomi pertambangan, Sulteng)
11. Prof. Dr. Arif Satria (Rektor IPB)
12. Arief Budiman (mantan Ketua KPU)
13. Arief T. Surowidjojo (pengacara senior)
14. Dr. A. Prasetyantoko (ekonom, mantan Rektor Unika Atmajaya)
ADVERTISEMENT
15. Bakti Nusa Madani (Komisaris Daerah PP PMKRI)
16. Bambang Harymurti (mantan Pemred Tempo)
17. Benny Sutrisno (pengusaha)
18. Bivitri Susanti (ahli hukum tata negara, pendiri PSHK)
19. Prof. Dr. Budi Setiyono (mantan Wakil Rektor III Undip)
20. Chandra Hamzah (mantan Komisioner KPK)
21. Clara Joewono (akademisi, Direktur CSIS)
22. Dira Sugandi (penyanyi, aktris)
23. Elis Nurhayati (pakar komunikasi, peneliti UIII)
24. Erry Riyana Hardjapamekas (mantan Komisioner KPK)
25. Dr. Fachrizal Affandi (dosen FH Univ. Brawijaya)
26. Dr. Fajar Nur Sahid (Dosen FISIP UPN Veteran Jakarta)
27. Goenawan Mohamad (sastrawan, perupa)
28. Gunawan Primasyta (influencer, aktivis perdamaian Poso, Sulteng)
29. Nur Safitri Lasibani (Direktur Sikola Mombine (Women Political School)
30. Hadar Gumay (mantan Komisioner KPU)
ADVERTISEMENT
31. Prof. Dr. Harkristuti Harkrisnowo (guru besar FH UI)
32. Henny Supolo (pendidik, pendiri sekolah Al-Izhar)
33. Herman N. Suparman (Direktur Eksektutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD))
34. Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putera (Univ. Udayana, Bali)
35. Dr. Ida Ruwaida (sosiolog FISIP UI)
36. Inayah Wahid (Gusdurian, putri KH Abdurrahman Wahid)
37. Joe Kamdani (pengusaha)
38. Dr. Karlina Supelli (astronomer, ITB)
39. Kemal A. Stamboel (mantan Ketua Komisi I DPR RI)
40. Karen Tambayong (pengusaha)
41. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (agamawan, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah)
42. Luhut MP Pangaribuan, SH (pengacara senior)
43. Dr. Luky Djani (mantan Wakil Koordinator BP ICW)
44. Lutpi Ginanjar (Founder/CEO Smeshub)
ADVERTISEMENT
45. Dr. Mada Sukmajati (pakar kebijakan publik Fisipol UGM)
46. Prof. Dr. Manneke Budiman (guru besar sastra FIB UI)
47. Prof. Dr. Marcus Priyo Gunarto (guru besar FH UI)
48. Dr. Maskawati (pakar hukum tata negara, Institut Agama Islam Negeri Bone)
49. Melki Sedek Huang (Ketua BEM UI)
50. Metta Dharmasaputra (Co-founder KataData)
51. Dr. Meuthia Ganie-Rochman (sosiolog FISIP UI)
52. Dr. Mudiyati Ahmad (Wakil Dekan FISIP Unpad)
53. Prof. Dr. Multamia Lauder (ahli topomimi, guru besar FIB UI)
54. Natael Bremana WB (Ketua Presidium PMKRI Semarang)
55. Natalia Soebagjo (aktivis, Transparency International)
56. Nur Safitri Lasibani (Direktur Sikola Mombine (Women Political School) Sulteng)
57. Olga Lydia (aktris, produser film)
ADVERTISEMENT
58. Otto Syamsudin Ishak (mantan Komisioner Komnas HAM)
59. Poltak Hotradero (ekonom, analis pasar modal)
60. Ray Rangkuti (aktivis, pengamat politik)
61. Rene L. Pattiradjawane (jurnalis senior)
62. Ririn Sefsani (aktivis HAM, Ketua Dewan Pembina YLKI)
63. Prof. Dr. Rosari Saleh (guru besar FMIPA UI)
64. Rudy Wanandi (pengusaha)
65. Rusdi Marpaung (pengacara, Pendiri Imparsial)
66. Dr. Sandra Hamid (aktivis, The Asia Foundation)
67. Shaivannur (pegiat sosial Aceh)
68. Prof. Dr. Sulistyowati Irianto (guru besar FH UI)
69. Prof. Dr. Susi Dwi Harijanti (guru besar FH Unpad)
70. Suzie Sudarman, MA (pakar hubungan internasional FISIP UI)
71. Titi Anggraini (Anggota Dewan Pembina Perludem, ahli hukum tata negara FHUI)
72. Toto Sugiri (pengusaha teknologi)
ADVERTISEMENT
73. Tunggal Pawestri (Aktivis HAM, Direktur Eksekutif Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial)
74. Wahyu Susilo (Direktur Eksekutif Migrant Care)
75. Wenseslaus Manggut (jurnalis senior, mantan Ketua Umum AMSI)
76. Dr. Widodo Dwi Putro (ahli filsafat hukum Universitas Mataram NTB)
77. Dr. Willy Purna Samadi (dosen FISIP UPN Veteran Jakarta)
78. Yaury Tetanel (pegiat inklusi sosial)
79. Dr. Zainal Arifin Mochtar (Direktur Pusat Kajian Anti-Korupsi FH UGM), dll