Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Aktor Borat Tipu Para Anggota Dewan AS di Acara TV Barunya
1 Agustus 2018 10:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Komedian Sacha Baron Cohen memiliki cara yang jenaka untuk bikin merah wajah anggota dewan Amerika Serikat, bahkan tanpa mereka menyadarinya.
ADVERTISEMENT
Terkenal dengan tokoh Borat, Cohen menyajikan program satire terbaru yang mengungkap sisi kelam negara tersebut, dari rasialisme hingga kecintaan terhadap senjata api.
Pria 46 tahun kelahiran London, Inggris, ini pada pertengahan Juli lalu merilis program terbarunya "Who Is America?" yang tayang di Showtime. Sudah tiga episode yang tayang, dan semuanya menjadi bahan pembicaraan serius, bahkan membuat seorang anggota dewan mundur.
Who Is America? adalah program satire politik yang mengangkat isu-isu sensitif di AS dengan cara memperolok anggota dewan dan tokoh politik AS. Cohen menyamar menjadi beberapa karakter rekaan, dari dosen bernama Dr. Nira Cain-N'Degeocello hingga ahli terorisme Israel Erran Morad, dengan penampilan yang sangat meyakinkan hingga Bernie Sanders juga tertipu.
ADVERTISEMENT
Dalam episode terbaru pada Minggu malam lalu (29/7), contohnya, aktor Borat ini berhasil menipu anggota Partai Republik Roy Moore dalam sebuah wawancara palsu. Dikutip dari Washington Post, Moore kalah dalam pemilu Desember 2017 karena didera tuduhan pernah berhubungan seks dengan gadis 14 tahun ketika menjabat jaksa di usia 30-an.
Cohen yang menyamar sebagai Erran Morad awalnya mewawancarai Moore dengan serius, bertanya soal hubungan AS dan Israel. Namun di bagian akhir, Morad mengeluarkan alat detektor yang dia sebut sebagai teknologi Israel untuk mendeteksi pedofil.
Sejatinya itu hanya alat detektor logam biasa, namun dibuat berbunyi ketika diarahkan ke Moore, yang artinya dia terdeteksi sebagai pedofil. Moore mulai tidak nyaman dan menghentikan wawancara tersebut lalu berlalu.
ADVERTISEMENT
"Ini mungkin rusak. Apakah ini jaketmu? Apakah kau meminjamkan jaket ini ke orang lain?" kata Morad.
"Saya telah menikah selama 33 tahun. Saya tidak pernah dituduh seperti ini. Saya hentikan percakapan ini sekarang," kata Moore.
Episode ini membuat Moore mengeluarkan pernyataan resminya. Dia mengaku tertipu dan tidak tahu tengah berhadapan dengan Cohen. Menurut Moore, dia diundang dan dibayari akomodasi dari Alabama ke Washington pada Februari untuk wawancara tersebut. Dalam pernyataannya, Moore marah.
"Ini trik, penipuan, dan kebohongan. Sebagai warga Amerika, saya tidak akan pernah menyembunyikan identitas dan menipu orang lain untuk mempermalukan mereka seperti acara di Showtime ini," kata Moore.
Moore bukan satu-satunya yang dipermalukan oleh komedian yang punya identitas lain sebagai Ali G itu. Ada Jason Spencer, anggota dewan Partai Republik dari Georgia yang jadi mangsa empuk Cohen.
ADVERTISEMENT
Spencer dikenal sebagai anggota dewan yang rasis dan Islamofobia, hal ini dia akui sendiri dalam perbincangan dengan Cohen yang kembali menyamar jadi Morrad.
"Saya rasis terhadap Muslim," kata Spencer dalam tayangan tersebut.
Cohen berhasil membuat Spencer berlaku konyol dalam episode satu Who is America? itu. Dia bahkan rela memperlihatkan bokongnya dan meneriakkan kata-kata rasis berkali-kali seperti "negro" di depan kamera.
"Untuk kalian para negro pasir dari Timur Tengah, kami muak dengan kedatangan kalian ke Amerika, kami muak dengan kalian yang coba mengancam kami," kata Spencer lagi.
Akibat tayangan ini, Spencer menuai protes dan kecaman dari banyak orang, termasuk Gubernur Georgia Nathan Deal melalui akun Twitternya.
"Tindakan dan bahasa yang digunakan Jason Spencer sangat ofensif. Tidak ada alasan untuk kelakuan seperti ini, saya sedih dan jijik," kata Deal.
ADVERTISEMENT
Pekan lalu, Spencer mengumumkan pengunduran dirinya sebagai anggota dewan. Dia mengaku tertipu dan menyesali tindakannya dalam episode tersebut.
Acara Cohen ini menempati rating bagus dalam program televisi kabel di AS. Menurut catatan Showtime, acara ini membuat pelanggan mereka bertambah. Episode pertama yang menampilkan seruan agar anak balita AS dipersenjatai saja ditonton oleh 2,8 juta orang di layanan streaming.
Tapi Who is America? tidak dipungkiri telah memicu kontroversi di Amerika Serikat. Beberapa orang mengecamnya karena cara Cohen yang menyamar menjadi orang lain dan menipu para pejabat dianggap kotor, sementara yang lain memujinya karena hanya dengan cara ini sifat asli mereka terungkap.
Menurut komedian sekaligus kolumnis untuk berbagai media ternama AS, Dean Obeidallah, akting palsu Cohen membuat targetnya merasa nyaman untuk mengungkapkan isi hati mereka.
ADVERTISEMENT
"Apakah Cohen memanfaatkan mereka? Tidak, Cohen, melalui komedinya, hanya memberi mereka kesempatan untuk menunjukkan siapa diri mereka," kata Obeidallah dalam tulisannya di CNN .