Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Al-Qaidah Akan Balas Dendam kepada ISIS atas Serangan di Masjid Mesir
28 November 2017 9:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Serangan kelompok militan di Sinai yang berafiliasi dengan ISIS di terhadap jemaah salat Jumat bahkan dianggap terlalu biadab oleh faksi-faksi pro-al-Qaidah. Bahkan beberapa di antara mereka mengatakan akan membalas dendam kepada pelaku serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 300 orang tewas diberondong peluru di sebuah masjid di Sinai pekan lalu. Di antara korban tewas ada hampir 30 anak-anak yang tidak berdosa, ditembus timah panas di rumah Tuhan.
ISIS tidak bersuara dalam serangan kali ini, namun pemerintah Mesir menduga ada kelompok Negara Islam Utara Sinai (ISNS) di belakangnya. ISNS berbaiat kepada ISIS pada 2014, setelah Abu Bakar al-Baghdadi mengumumkan kekhalifahan.
ISNS adalah militan terbesar di Sinai, namun di wilayah rentan Mesir ini banyak kelompok bersenjata lainnya, salah satunya Jundul Islam yang pro-al-Qaidah.
Menurut juru bicara Jundul Islam, yang dikutip dari CNN, Selasa (28/11), apa yang dilakukan ISNS terhadap masjid jemaah sufi di Sinai adalah sebuah "dosa besar dan pelanggaran berat terhadap kesucian Muslim."
ADVERTISEMENT

Jundul Islam telah lama memerangi ISNS, bentrokan kedua kelompok ini terakhir terjadi bulan lalu. Menurut Jundul Islam, ISNS adalah "khawarij", istilah Islam untuk pemberontak dan ektremis. Sedangkan menurut orang Islam lainnya, baik al-Qaidah dan ISIS adalah khawarij.
Kelompok pro-al-Qaidah lainnya di Mesir, Ansarul Islam, menyampaikan duka citanya kepada keluarga korban pembantaian tersebut. Mereka mengatakan, Allah akan menjatuhkan azab kepada para pembunuh umat Islam.
Dalam pernyataannya Sabtu lalu, Ansarul Islam berjanji akan balas dendam melawan "pengacau yang menumpahkan darah jemaah di rumah Allah."
Berbeda dengan ISIS, Ansarul Islam dan Jundul Islam lebih banyak mengincar tentara Mesir ketimbang warga. Bulan lalu, mereka menyerbu pasukan Mesir di bagian barat negara itu.
ADVERTISEMENT
Kelompok ini dipimpin oleh Hisham Ashmawy, mantan kapten pasukan khusus militer Mesir. Awalnya dia adalah bagian dari Ansar Baitul Maqdis, namun keluar setelah kelompok itu berbaiat pada ISIS lalu berubah nama menjadi ISNS.
Perpecahan kelompok ini menurut para pengamat lebih kepada perbedaan ideologi, bukan perseteruan pribadi.