Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Al-Qur’an Raksasa di Solo Ditutupi Kaca karena Pernah Dijadikan Jimat
10 Juni 2018 16:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Ukurannya yang hampir menyentuh 2 meter dan beratnya yang mencapai 40 kg menjadikan Al-Qur’an di Masjid Raya Fatimah sebagai ‘primadona’. Berbagai orang dari penjuru Solo dan Indonesia datang ke Masjid yang berada di Jalan Radjiman nomor 193 ini demi melihat Al-Qur’an yang disebut-sebut berukuran raksasa.
ADVERTISEMENT
Dahulu, Al-Qur’an yang ditulis tangan dengan tinta emas ini sering dibaca pada momen Nuzulul Qur’an dan Maulid Nabi. Namun, karena adanya tangan jahil yang bisa merusak kitab suci ini, pengurus masjid sepakat untuk membentengi Al-Qur’an dengan kaca. Oleh sebab itu, kini Al-Qur’an yang disampul dengan kulit unta ini tak lagi bisa dibaca seperti dahulu kala.
“Sering dibaca itu kalau dulu. Tapi karena tangan-tangan itu kadang-kadang ada yang begitu, ada yang bikin jimat, ambil sedikit. Mencari berkah katanya, dulu pernah ada satu kali,” kata Haji Muhammad Najim, pengurus Masjid Raya Fatimah kepada kumparan, Selasa (5/6).
Sudah tiga tahun lamanya Al-Qur’an ini dilapisi dinding-dinding kaca. Usianya yang cukup tua, yaitu kurang lebih 250 tahun, membuat takmir masjid juga semakin mantap untuk melindungi kitab bersejarah ini.
ADVERTISEMENT
“Masalahnya takut robek. Makanya ini kita kasih kaca ini. Karena tangan anak-anak itu lho. Kita menjaga tangan anak-anak itu lho. Ini kan sudah lapuk. Membuka saja kita sudah pelan-pelan sekali,” jelas Najim.
Berdasarkan penuturan Najim, Al-Qur’an ini dibuat pada masa Pakubuwono X yaitu kurang lebih pada abad 19 lalu. Orang-orang suci zaman dahulu, disebut sebagai tokoh yang membuat Al-Qur’an ini. Mereka adalah penghafal Al-Qur’an yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya.
Semenjak diberi kaca, Al-Qur’an raksasa ini sudah tidak memerlukan perawatan khusus lagi. “Kalau dulu ada perawatan, karena sudah dikaca enggak ada perawatan lagi. Paling-paling dibersihkan kacanya. Dulu dikasih wangi-wangian pelan-pelanlah,” sebut Najim.
Meski kini dihalangi kaca, masyarakat tetap ramai mengunjungi masjid dan Al-Qur’an ini. Mereka memberi renspons positif pada Al-Qur’an di Masjid Raya Fatimah.
ADVERTISEMENT
Dari latar belakangnya, Al-Qur’an raksasa ini dihibahkan oleh PB XII kepada pemilik masjid, yaitu Haji Santosa Doellah. Mereka berdua adalah teman yang memiliki hubungan sangat dekat.