Alasan Boni Hargens Tetap Hadiri Diskusi di TVOne Meski Sedang Sakit

12 Juli 2017 19:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Boni Hargens sakit (Foto: Dok. Boni Hergens)
zoom-in-whitePerbesar
Boni Hargens sakit (Foto: Dok. Boni Hergens)
ADVERTISEMENT
Boni Hargens menyangkal tuduhan netizen yang menyebutnya sakau saat menghadiri acara diskusi (talkshow) di TVOne pada Senin (10/7). Dia bahkan menggelar jumpa pers untuk memberikan penjelasan yang gamblang.
ADVERTISEMENT
Saat menjadi narasumber dalam diskusi soal Perppu Ormas di TVOne itu, kata Boni, dirinya sedang menderita penyakit kadar kalsium darah rendah (hipokalsemia), dan tengah dalam perawatan di RSPAD Gatot Soebroto.
"Tanggal 29 Juni saya sudah masuk RS Siloam Semanggi, dirawat sekitar 5 hari. Saya keluar 3 Juli diagnosanya hipokalemia atau krisis kalium. Tanggal 4 saya dirawat di RSPAD sampai sekarang," ujarnya dalam konferensi pers di Kartika Resto RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Rabu (12/7).
Permintaan untuk menjadi narasumber dalam acara tersebut, menurut Boni, diterimanya saat ia sedang dalam masa perawatan di rumah sakit. Boni pun meminta izin kepada dokter yang merawatnya untuk memperbolehkan dirinya keluar sebentar dari rumah sakit.
ADVERTISEMENT
"Dua hari lalu ada permintaan untuk membahas Perppu Ormas. Ada ketakutan Perppu ini nanti ditunda pengesahannya," ucap pria kelahiran Manggarai, NTT, ini.
Dengan masih mengenakan gelang pasien dan dua infus, Boni pun datang ke TVOne. Ia sempat meminta kepada kru acara agar durasi diskusi dipersingkat. Namun di tengah acara berlangsung, kondisi tubuh Boni semakin lemah dan ia meminta acara dihentikan.
"Saya sudah sangat tidak tahan karena sesak sudah sampai ke dada, oksigen ke kepala berkurang. Akhirnya saya minta berhenti. Jadi yang menghentikan acara di tengah jalan itu saya sendiri, dan juga atas inisiatif kamerawati yang memperhatikan kondisi saya," jelas Boni.
Kenekatan Boni datang ke acara tersebut meski kondisinya sedang tidak sehat, adalah karena dirinya sangat mendukung pembubaran sejumlah ormas yang dinilai anti-Pancasila melalui pengesahan Perppu Ormas.
ADVERTISEMENT
"Saya ini koboi sejati. Saya enggak pernah pikir sakit karena saya tahu tanpa Perppu ini, kita tidak bisa bubarkan HTI, tak bisa membubarkan FPI dan sebagainya," tegas komisaris LKBN Antara ini.
Pemerintah mengeluarkan Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas, karena Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 soal ormas tidak lagi memadai sebagai sarana mencegah ideologi ormas yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Boni, Undang-undang tersebut tidak menganut asas contrarius actus, yang artinya pembuat UU tidak bisa serta merta membatalkannya.
"Nah, Perppu Ormas ini akan menganut asas consensus contrarius atau contrarius actus, maka kita desak segera ada," tambahnya.
Boni mengaku tak ambil pusing soal fitnah sakau yang sempat dituduhkan sebagian netizen kepadanya. Ia justru bersyukur, perjuangannya menyuarakan pendapat soal Perppu Ormas dalam keadaan sakit, berujung pada pengesahan Perppu tersebut oleh Presiden Joko Widodo hari ini.
ADVERTISEMENT
"Yang menjadi pertimbangan dasar saya yaitu urgensi dari Perppu itu sendiri. Jadi bukan soal saya. Saya bilang ke dokter, apa pun risikonya yang penting saya bisa bersuara dan menyampaikan, karena saatnya terbatas dan tidak ada yang bersuara tentang itu (Perppu Ormas)," ujar Boni.
Reporter: Ferio Pristiawan