Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Alasan Hasan Nasbi Lantik 6 Jubir PCO: Bagi Tugas Sesuai Spesialisasi
18 November 2024 12:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) kini memiliki enam juru bicara. Enam jubir tersebut dilantik langsung oleh Kepala PCO, Hasan Nasbi pada Senin (18/11).
ADVERTISEMENT
Hasan mengungkapkan alasan ditunjuknya enam jubir itu adalah untuk berbagi tugas sesuai dengan bidang masing-masing.
“Mungkin bukan pembagian tugas tapi ada yang punya spesialisasi. Ada yang punya spesialisasi di urusan luar negeri, ada yang punya spesialisasi di urusan pemerintahan,” kata Hasan Nasbi kepada wartawan di Gedung Krida Bhakti Sekretariat Negara, Jakarta.
“Ada yang punya spesialisasi di urusan politik, dan di urusan hukum. Dan ada juga nanti yang akan di bagian ekonomi,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Hasan menyebut, dibentuknya jubir di PCO ini adalah untuk mengakomodir permintaan wawancara maupun undangan diskusi dari berbagai pihak.
“Dengan adanya tenaga utama yang menjadi juru bicara dan komunikasi kepresidenan, setidaknya jauh lebih banyak permintaan-permintaan, interview, wawancara, datang ke televisi maupun datang ke diskusi-diskusi yang bisa kita penuhi nanti,” ungkapnya.
Sebelumnya, Hasan dalam pidato sambutan pelantikan menyebutkan PCO memiliki peranan penting dalam jalannya pemerintahan karena menerima dan menyampaikan pesan dari dan ke berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
“Saya mengibaratkan kantor komunikasi ini sebagai kantor pembawa pesan,” kata Hasan di Gedung Krida Bhakti Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (18/11).
Hasan lantas meminta jajaran yang baru dilantik itu agar selalu menyaring informasi baik saat diterima maupun informasi untuk publik.
“Hari ini kita berhadapan dengan suatu situasi yang jauh lebih kompleks. Kalau air yang keluar dari kantor Komunikasi Kepresidenan tidak jernih maka masyarakat bisa salah paham,” ujarnya.
“Jangan sampai kecepatan mengorbankan akurasi. Jangan sampai ketergesa-gesaan kemudian mengorbankan kepentingan bangsa dan negara,” tutup dia.