Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Alasan Jokowi ke Italia Naik Garuda Indonesia Bukan Pesawat Kepresidenan
29 Oktober 2021 12:54 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Presiden Jokowi dalam lawatannya ke luar negeri pagi ini tidak menggunakan Pesawat Kepresidenan BJJ, melainkan pesawat Garuda Indonesia . Jokowi menuju Roma, Italia, dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20).
ADVERTISEMENT
Kunjungan ke Italia merupakan rangkaian awal kunjungan kerjanya ke tiga negara, yaitu Italia, Britania Raya, dan Persatuan Emirat Arab.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan pemilihan pesawat maskapai nasional ini telah dipertimbangkan secara matang, seperti pertimbangan efisiensi waktu, penghematan anggaran, dan juga protokol kesehatan.
“Dengan menggunakan pesawat berbadan lebar ini, perjalanan menuju Roma selama 13 jam ini bisa dilakukan langsung tanpa perlu transit. Bila kita menggunakan Pesawat Kepresidenan BJJ, kita harus transit. Dan ingat, ini adalah kunjungan kerja pertama Bapak Presiden ke luar negeri di masa pandemi. Kami harus sangat berhati-hati dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk pertemuan tatap muka di saat transit,” ujar Heru dalam keterangannya, Jumat (29/10).
Apabila Jokowi dan rombongan harus transit, maka persiapan pelaksanaan protokol kesehatan harus dijalankan dengan baik, seperti sterilisasi ruang tunggu, tes PCR untuk pramusaji di tempat transit, dan juga makanan dan minuman yang disajikan harus dipastikan dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah efisiensi anggaran di mana menteri yang hadir dalam kunjungan ini turut serta dalam rombongan Jokowi di pesawat ini.
“Tentunya penggunaan anggaran juga menjadi perhatian kami. Setelah kami hitung, jauh lebih hemat dengan turut sertanya para menteri dalam rombongan ini, dibandingkan para menteri ini menggunakan pesawat komersial. Total ada enam menteri yang ikut dalam pesawat ini. Menko Perekonomian, Menko Kemaritiman dan Investasi, Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Sekretaris Kabinet,” beber Heru.
Memang para menteri ini tidak semuanya bergabung sejak di Jakarta, karena adanya pertemuan yang harus diikuti sebelum bergabung dengan rombongan Jokowi.
“Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri, misalnya, beliau harus berangkat terlebih dahulu ke Roma karena ada pertemuan tingkat menteri dan juga mempersiapkan kedatangan Presiden. Namun setelah itu, dari Roma menuju Glasgow, kemudian lanjut Abu Dhabi dan Dubai, Menlu akan bergabung terus,” ujar Heru.
ADVERTISEMENT
Penghematan lainnya adalah semua rombongan yang tergabung dalam tim pendahulu ke Abu Dhabi dan Dubai, dan kepulangan ke tanah air akan bergabung dengan pesawat tersebut.
“Semua pegawai yang bertugas sebagai tim pendahulu di Abu Dhabi dan Dubai akan ikut bersama kami dalam kepulangan ke tanah air. Jadi mereka tidak membeli tiket pesawat komersial untuk kembali ke tanah air,” urai Heru.
Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah penerapan protokol kesehatan dalam penerbangan ke luar negeri. Hal ini sudah diatur Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M Tonny Harjono.
“Ini penerbangan jarak jauh dan kita tahu COVID-19 ini masih ada, bahkan di Eropa terjadi peningkatan. Oleh karena itu, Pak Sesmil menerapkan aturan yang ketat di dalam penerbangan ini, seperti harus menggunakan masker dan antarpenumpang minimal berjarak satu kursi,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun rencana pesawat yang akan digunakan oleh Jokowi dan rombongan adalah menggunakan tipe Boeing 777-300ER. Selama digunakan Jokowi dan rombongan, pesawat ini akan diberi lambang dan tulisan Republik Indonesia di badan pesawat. Sebab secara protokoler, pesawat itu akan menjadi Pesawat Kepresidenan RI.