Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Alasan KH Ahmad Zahro Viralkan Permintaan Data Ustaz-Santri saat Tengah Malam
30 September 2020 3:07 WIB
ADVERTISEMENT
Video dari KH Ahmad Zaro tentang pendataan ustaz dan santri oleh suatu oknum di tengah malam viral. Video tersebut dibagikan oleh akun sosmed NU Garis Lucu pada Sabtu (26/9).
ADVERTISEMENT
Ahmad serasa kembali ke tahun 1964, meski tak spesifik menyebutkan kejadian tertentu. Namun, banyak spekulasi bermunculan kejadian tahun 1964 yang dimaksud Ahmad Zahro adalah gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap ponpes di Jawa Timur
Dalam video tersebut, Ahmad meminta para pengasuh pesantren dan santri waspads jika sejarah berulang. Ia mengisahkan ayahnya yang digrebek pada tahun itu. Sehingga video tersebut ia buat dan disiarkan untuk kewaspadaan bagi pesantren-pesantren.
"Saya tidak ingin kejadian itu susul menyusul, jadi segera saya viralkan adalah tindakan preventif, juga kepada aparat dan pejabat supaya tahu ada masalah seperti ini, toh saya tidak provokasi dan menghujat, bahwasanya saya mengajak waspada agar semua pesantren mengambil langkah preventif supaya tidak terjadi langkah yang sama," kata Ahmad Zaro dalam tayangan YouTube yang ia bagikan kepada kumparan, Selasa (29/9).
ADVERTISEMENT
Ahmad juga menjamin, apa yang ia sampaikan pada video tersebut bukanlah sesuatu yang hoaks atau mengada-ada. Meski ia enggan menyebut di mana letak pesantren yang didata oleh oknum tersebut.
Baginya, mengatakan sesuatu yang berbau kebohongan adalah dosa yang besar.
"Itu benar terjadi, dan saya ikut mengalami dalam tanda kutip langsung pada kejadian itu, jadi kemungkinan itu hoaks itu pasti tidak, ini sungguh terjadi, maka saya sebagai sektretaris dewan pembina penguatan pesantren seluruh iIndonesia segera diambil langkah preventif," kata Ahmad.
Sebetulnya, kumparan telah mencoba menghubungi Ahmad untuk mendapat penjelasan yang lengkap dan komprehensif. Namun, Ahmad menolak memberikan wawancara karena merasa lelah. Sebagai gantinya, ia memberikan video yang telah ia tayangkan di YouTube.
ADVERTISEMENT
"Moga-moga ini sidah cukup. Mohon maaf saya sudah capek wawancara sejak 2 hari yang lalu," tutup Ahmad.
Adapun menurut keterangan polisi, kejadian tersebut berada di Surabaya. Kapolrestabes Surabaya, Kombes Jhonny Edison Isir, mengatakan kegiatan pendataan ustaz dan santri ponpes di Surabaya untuk kepentingan pencegahan penularan virus corona. Data itu adalah untuk mengantisipasi terjadinya klaster penularan corona di pondok pesantren.
Jhonny meminta kepada semua pihak untuk tak berspekulasi lebih jauh, apalagi mengaitkan hal itu dengan gerakan PKI. Soal pendataan dilakukan tengah malam, Jhonny mengatakan hal itu disesuaikan dengan shift petugas yang berjaga.
"Mas ndak ada zaman sekarang PKI, gila apa. Jangan disangkutpautkan dengan PKI". kata Jhonny.