Alasan MA Batalkan Hukuman Mati Sambo: Berjasa pada Negara, 30 Tahun Jadi Polisi

28 Agustus 2023 11:58 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo. Foto:  Dok Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo. Foto: Dok Pribadi
ADVERTISEMENT
Mahkamah Agung menganulir hukuman mati terhadap Ferdy Sambo. Hukumannya diganti menjadi penjara seumur hidup.
ADVERTISEMENT
Apa alasan MA?
Dalam paparannya, Majelis Hakim menilai bahwa perbuatan pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo terhadap Brigadir Yosua terbukti.
Namun, hukuman pidana mati terhadap Sambo dinilai tidak adil oleh MA. Menurut majelis kasasi, perlu dipertimbangkan hal-hal yang meringankan terhadap Sambo.
"Selain itu, sejalan dengan amanat Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, bahwa dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, Hakim wajib memperhatikan pula sifat yang baik dan jahat dari Terdakwa," bunyi pertimbangan putusan dikutip dari situs MA, Senin (28/8).
Pertimbangan meringankannya ialah Sambo dinilai telah berjasa pada negara selama pengabdiannya sebagai polisi. Mantan Kadiv Propam itu disebut sudah 30 tahun menjadi polisi.
"Riwayat hidup dan keadaan sosial Terdakwa juga tetap harus dipertimbangkan karena bagaimanapun Terdakwa saat menjabat sebagai Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Kadiv Propam pernah berjasa kepada negara dengan berkontribusi ikut menjaga ketertiban dan keamanan serta menegakkan hukum di tanah air," bunyi pertimbangan hakim.
ADVERTISEMENT
"Terdakwa telah mengabdi sebagai anggota Polri kurang lebih 30 tahun, Terdakwa juga tegas mengakui kesalahannya dan siap bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan, sehingga selaras dengan tujuan pemidanaan yang ingin menumbuhkan rasa penyesalan bagi pelaku tindak pidana," masih dalam pertimbangan hakim.
Oleh karenanya, majelis hakim MA menganulir hukuman mati terhadap Sambo. Hukumannya diubah menjadi penjara seumur hidup.
"Bahwa dengan pertimbangan tersebut, dihubungkan dengan keseluruhan fakta hukum perkara a quo, maka demi asas kepastian hukum yang berkeadilan serta proporsionalitas dalam pemidanaan, terhadap Pidana Mati yang telah dijatuhkan Judex Facti kepada Terdakwa perlu diperbaiki menjadi pidana penjara seumur hidup," bunyi pertimbangan hakim.
Hukuman mati terhadap Sambo dijatuhkan hakim sejak tingkat pertama di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hingga banding di Pengadilan Tinggi DKI. Namun, putusan itu dianulir Mahkamah Agung.
ADVERTISEMENT
Putusan ini diketok majelis hakim agung dengan Ketua Majelis Suhadi dengan anggota: Suharto, Jupriyadi, Desnayeti, dan Yohanes Priyana.
Dalam putusan kasasi seumur hidup tersebut terjadi perbedaan pendapat atau dissenting opinion majelis hakim. Dua hakim menilai Ferdy Sambo layak tetap dihukum mati.
Namun, tiga hakim lainnya sepakat Ferdy Sambo cukup dihukum penjara seumur hidup. Dari perbedaan pendapat tersebut, suara terbanyak yang diambil yakni vonis seumur hidup. Dua hakim yang berbeda pendapat ialah Desnayeti dan Jupriyadi.
Infografik Sambo sang 'Jendral Bintang Lima'. Foto: kumparan
Dalam kasusnya, Sambo dinyatakan terbukti melakukan pembunuhan secara berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Pembunuhan Yosua itu terjadi pada 9 Juli 2022. Dipicu adanya laporan Putri Candrawathi kepada Sambo yang mengaku dilecehkan oleh Yosua sehari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Eksekusi dilakukan di rumah di kawasan Duren Tiga Jakarta Selatan. Dilakukan oleh Richard Eliezer atas perintah Sambo. Penembakan disaksikan oleh Sambo, Kuat Ma'ruf, dan Ricky Rizal. Sementara Putri disebut berada di kamar tak jauh dari titik penembakan.
Usai pembunuhan, Sambo berupaya menutupinya. Selaku Kadiv Propam, ia mengerahkan anak buah untuk mengaburkan peristiwa yang sebenarnya.