Alasan Netanyahu Tunda Pembebasan Sandera Palestina: Hamas Permalukan Kami

23 Februari 2025 8:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam sebuah konferensi pers di Yerusalem pada 9 Desember 2024. Foto: Maya Alleruzzo/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam sebuah konferensi pers di Yerusalem pada 9 Desember 2024. Foto: Maya Alleruzzo/AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu buka suara kenapa ia menunda melepaskan tahanan Palestina. Dilansir AFP, Netanyahu sandera Israel yang dibebaskan Hamas selalu dilepas dalam sebuah seremoni.
ADVERTISEMENT
Bagi Netanyahu, upacara ini memalukan dan merupakan propaganda Hamas.
"Karena banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Hamas, termasuk seremoni yang mempermalukan tahanan kami setiap pembebasan. Mereka menggunakannya untuk propaganda. Maka kami memutuskan untuk menunda melepaskan 'teroris' yang rencananya akan dilepaskan hari Sabtu, sampai pelepasan sandera berikutnya yang tanpa seremoni," kata kantor Perdana Menteri Netanyahu, dalam statement resmi mereka, dikutip Minggu (23/2).
Seoarang Sandera Ofer Kalderon dibebaskan oleh militan Hamas Palestina sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tawanan antara Hamas dan Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 1 Februari 2025. Foto: Ramadan Abed/REUTERS
Seharusnya, pada Sabtu (22/2) ada pertukaran tahanan. Hamas sudah melepas 6 tahanan Israel, sementara Israel masih menunda melepaskan sekitar 600 tahanan Palestina.
Sejak tercapainya gencatan senjata di Gaza pada 19 Januari 2025, Hamas sudah melepaskan 25 sandera Israel dengan sebuah seremoni. Seremoni itu selalu disertai dengan para milisi berpenutup muka, yang mengarak para tahanan ke panggung.
ADVERTISEMENT
Konferensi pers pembebasan sandera Israel yang dibebaskan oleh Hamas di di Rafah, Jalur Gaza selatan, Sabtu (22/2/2/2025). Foto: OMAR AL-QATTAA/AFP
Lalu para tahanan itu akan melambaikan tangan dan memberikan sepatah dua patah kata kepada warga Gaza yang berkumpul.
Dalam seremoni itu pula, para sandera yang dibebaskan akan diberikan sertifikat dalam bahasa Ibrani yang berisi tentang akhir masa penahanan mereka. Lalu, para tahanan akan diserahkan ke petugas palang merah, yang akan menyerahkan mereka ke pihak Israel.
Pada Kamis (20/2), Hamas mengembalikan jenazah dari 3 sandera dalam peti. Langkah Hamas ini mendapat kritik dari PBB.
"Mengarak jenazah seperti itu sangat keji, dan melanggar hukum internasional," kata Volker Turk, Pimpinan Badan PBB untuk HAM (UNHCR).
Hamas juga berulang kali menolak permintaan Palang Merah Internasional untuk melepaskan para sandera itu secara privat.
ADVERTISEMENT