Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Alasan Netanyahu Tunda Pembebasan Sandera Palestina: Hamas Permalukan Kami
23 Februari 2025 8:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu buka suara kenapa ia menunda melepaskan tahanan Palestina . Dilansir AFP, Netanyahu sandera Israel yang dibebaskan Hamas selalu dilepas dalam sebuah seremoni.
ADVERTISEMENT
Bagi Netanyahu, upacara ini memalukan dan merupakan propaganda Hamas.
"Karena banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Hamas, termasuk seremoni yang mempermalukan tahanan kami setiap pembebasan. Mereka menggunakannya untuk propaganda. Maka kami memutuskan untuk menunda melepaskan 'teroris' yang rencananya akan dilepaskan hari Sabtu, sampai pelepasan sandera berikutnya yang tanpa seremoni," kata kantor Perdana Menteri Netanyahu, dalam statement resmi mereka, dikutip Minggu (23/2).
Seharusnya, pada Sabtu (22/2) ada pertukaran tahanan. Hamas sudah melepas 6 tahanan Israel, sementara Israel masih menunda melepaskan sekitar 600 tahanan Palestina.
Sejak tercapainya gencatan senjata di Gaza pada 19 Januari 2025, Hamas sudah melepaskan 25 sandera Israel dengan sebuah seremoni. Seremoni itu selalu disertai dengan para milisi berpenutup muka, yang mengarak para tahanan ke panggung.
ADVERTISEMENT
Lalu para tahanan itu akan melambaikan tangan dan memberikan sepatah dua patah kata kepada warga Gaza yang berkumpul.
Dalam seremoni itu pula, para sandera yang dibebaskan akan diberikan sertifikat dalam bahasa Ibrani yang berisi tentang akhir masa penahanan mereka. Lalu, para tahanan akan diserahkan ke petugas palang merah, yang akan menyerahkan mereka ke pihak Israel.
Pada Kamis (20/2), Hamas mengembalikan jenazah dari 3 sandera dalam peti. Langkah Hamas ini mendapat kritik dari PBB.
"Mengarak jenazah seperti itu sangat keji, dan melanggar hukum internasional," kata Volker Turk, Pimpinan Badan PBB untuk HAM (UNHCR).
Hamas juga berulang kali menolak permintaan Palang Merah Internasional untuk melepaskan para sandera itu secara privat.
ADVERTISEMENT