news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Alasan Ojol Demo DPR: Larang Motor Jadi Angkutan Umum Tak Relevan

28 Februari 2020 15:09 WIB
comment
15
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat Driver ojol saat demo di depan Gedung DPR. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat Driver ojol saat demo di depan Gedung DPR. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pernyataan Wakil Ketua Komisi V F-PPP Nurhayati Monoarfa yang mengatakan mayoritas anggota Komisi V menolak motor sebagai angkutan umum dengan alasan keselamatan, menuai demonstrasi dari pengendara ojek online (ojol).
ADVERTISEMENT
Pasalnya, mereka adalah pihak yang banyak mengambil manfaat dari sepeda motor. Koordinator aksi Lutfi Pramudya Iskandar Yohon mengatakan, pernyataan Nurhayati adalah salah satu alasan mereka demo ojol hari ini.
"Ini sebagai reaksi dari statemen wakil ketua Komisi V DPR RI Ibu Nurhayati, yang mengatakan mengenai penolakan angkutan roda dua tidak bisa menjadi transportasi umum, tapi dalam hal ini temen-temen dari driver ojol kita memahami bahwa di negara mana pun tidak ada namanya roda dua jadi transportasi umum," kata Lutfi di depan Gerbang DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (28/2).
Koordinator aksi demo ojol, Lutfi Pramudya Iskandar Yohon. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Namun, menurut Lutfi, demonstran hari ini juga mengkritisi wacana itu. Lutfi melihat alasan motor agar tak jadi kendaraan umum -- hanya untuk kurir barang -- tak relevan.
ADVERTISEMENT
"Karena gini, ya, kita mau masuk jadi driver itu melalui uji keselamatan yang namanya safety riding. Jadi semua driver itu melalui tahap safety riding sebelum diterima dari driver ojol," kata Lutfi.
"Kalau alasan utamanya roda dua keselamatan, saya rasa sebelum ada ojol tingkat kecelakaan lalu lintas tinggi. Kenapa enggak perusahaan motor yang dilarang atau ditutup kalau misalnya alasannya roda dua ditolak karena keselamatan," sambungnya.
Lebih lanjut, Lutfi menuturkan, kalau alasannya keselamatan, dalam momen Lebaran saja masyarakat mudik juga menggunakan motor. Dia menegaskan, wacana penolakan legalitas jadi transportasi umum tersebut melukai perasaan jutaan driver ojol.
"Seperti kita kita tahu bersama sejak awal ojol hadir platform utamanya adalah ojek online, bukan kurir," katanya.
ADVERTISEMENT