Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Alasan Polisi Belum Ungkap Penyebab Kematian Mahasiswa UKI
26 Maret 2025 20:56 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Polres Metro Jakarta Timur belum mengungkap penyebab kematian mahasiswa UKI Khenza Walewangko (22) yang tewas di area kampusnya. Alasannya, masih menunggu kesimpulan ahli.
ADVERTISEMENT
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly mengatakan pihaknya sejauh ini sudah menerima hasil labfor. Tapi baru secara lisan.
"Untuk saat ini, hasil otopsi dan hasil Labfor (Laboratorium Forensik) belum kami terima. Tapi penyampaian lisan [hasil labfor] sudah dan itu harus diserahkan dulu ke bagian otopsi untuk menentukan. Otopsi itu sekali lagi untuk menentukan penyebab kematian," ujarnya usai prarekonstruksi di UKI, Jaktim, Rabu (26/3).
Menurut Nicolas hasil belum keluar karena masih menunggu hasil pemeriksaan ahli lengkap. Sejumlah ahli yang dilibatkan untuk mengungkap kasus ini yakni histopatologi, toksologi, dan DNA.
"Itu yang menyebabkan hasilnya agak lama. Bukan kita tidak atau mengulur-ulur waktu dalam pengungkapan kasus ini. Tapi proses. Scientific Crime Investigation itulah yang kita pegang teguh," jelas Nicolas.
ADVERTISEMENT
Nicolas memastikan jika hasilnya sudah diketahui maka akan disampaikan dalam konferensi pers.
"Intinya hasilnya nanti yang berbicara adalah ahli. Kita tidak punya hak untuk menyampaikan itu. Nanti pada pas press conference sudah akhir, semuanya baru nanti ahli yang menyampaikan itu," tutupnya.
Diduga Dikeroyok
Polisi mengetahui kasus ini pada Selasa (4/3) pukul 19.40 WIB. Khenza diduga meninggal dunia karena dikeroyok.
"Benar, pada hari dan jam tersebut di atas telah menerima laporan dari masyarakat bahwa adanya korban meninggal dunia akibat dugaan pengeroyokan dan atau penganiyaan dalam keadaan meninggal dunia," ujar Ade dalam keterangan yang diterima Jumat (7/3).
Ade mengatakan, menurut keterangan saksi, sesaat sebelum kejadian sekitar pukul 16.30 WIB, korban bersama kedua temannya tengah minum miras jenis arak Bali.
ADVERTISEMENT
"Kemudian sekitar pukul 17.00 WIB saksi E ingin membeli minuman Arak Bali kembali, dan bertemu dengan korban di pintu keluar kampus UKI dan bertanya pada saksi E 'mau ke mana?' kemudian saksi menjawab 'mau beli Arak Bali'. Kemudian saksi dan korban pergi bersama dengan berjalan kaki untuk membeli minuman di sebuah toko minuman," jelas Ade.
Usai membeli minuman, korban dan rekan-rekannya yang berjumlah 6 orang minum-minum di taman perpustakaan kampus. Tiba-tiba pukul 18.00 WIB terjadi cekcok mulut yang belum diketahui penyebabnya.
Namun cekcok mulut itu segera mereda, dan mereka kembali minum-minum.
"Sekitar pukul 19.30 WIB korban terjadi cekcok mulut kembali yang kemudian dilerai oleh pihak security kampus. Kemudian saksi memapah korban ke arah pintu keluar. Dan pada saat di pintu keluar, saksi tinggal karena mengira korban akan mengambil sepeda motornya untuk pulang," kata Ade.
ADVERTISEMENT
Korban ternyata tak langsung pulang. Namun berteriak sambil menggoyangkan pagar hingga terjatuh.
"Pada saat saksi kembali ke arah saung, ternyata korban tidak mengarah ke sepeda motornya melainkan ke arah pagar sambil berteriak dan mengoyak-ngoyak pagar sampai akhirnya korban terjatuh bersama dengan pagar ke arah depan," jelas Ade.
Saat saksi menghampiri korban, saat itu korban telah diangkat oleh orang tak dikenal dengan kondisi muka dan hidung yang mengeluarkan darah.
"Kemudian korban diangkat oleh seseorang yang tidak saksi kenal dengan kondisi muka dan hidung yang mengeluarkan darah yang kemudian dibawa ke IGD RS UKI, Cawang, Jakarta Timur," kata Ade.