news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Alasan Ponpes Gontor Tak Langsung Lapor Polisi Usai Santri Tewas karena Dianiaya

5 September 2022 23:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
Suasana di depan Pondok Pesantren Gontor Ponorogo  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di depan Pondok Pesantren Gontor Ponorogo Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ponpes Modern Darussalam Gontor menuai polemik di masyarakat. Pemicunya, karena mereka sempat menutupi kematian salah satu santrinya dari Palembang berinisial AM.
ADVERTISEMENT
AM tewas karena diduga dianiaya oleh rekannya. Peristiwa itu terjadi pada 22 Agustus.
Ponpes Modern Darussalam Gontor baru menyampaikan pernyataan resmi terkait kasus ini pada 5 September 2022.
Juru bicara Ponpes Modern Darussalam Gontor, buka suara mengapa mereka baru mengungkap kasus ini.
“Dulu sebelum masuk ke Gontor ortu atau bapak telah menandatangani surat penyerahan anak ke pondok. Ada poin kesanggupan salah satunya tidak membawa ke ranah hukum,” kata Ustaz Noor Syahid.
Hotman Paris Hutapea usai sidang di KPPU. Foto: Moh Fajri/kumparan
Namun, karena kasus ini sudah ramai dan orang tua AM yakni Siti Soimah sudah mengadu kepada pengacara kondang Hotman Paris, akhirnya mereka sepakat melapor polisi.
Noor Syahid kemudian menceritakan sebelum AM dinyatakan meninggal.
AM sebelumnya ditunjuk sebagai ketua perkemahan Kamis-Jumat pada 18-19 Agustus 2022. Ponpes Modern Darussalam Gontor ketika itu mau melaksanakan perkemahan setiap Kamis-Jumat pada santri baru.
ADVERTISEMENT
Sebagai ketua pelaksana, korban barus mengumpulkan barang pinjaman dan disimpan di gudang pada Jumat dan Sabtu.
Pada Senin atau hari kejadian, akhirnya dilakukan pemeriksaan barang. Nahas, di sana terjadi peristiwa dugaan penganiayaan.
“Kemungkinan terjadi di situ. Senin kejadiannya. Yang jelas Gontor berduka,” ucap Noor Syahid.
Kabar tewasnya AM viral di media sosial setelah ibunya sembari menangis mengadu ke pengacara Hotman Paris. Dia menyampaikan anaknya diduga meninggal karena dianiaya.
Dilansir Urban ID (partner 1001 media kumparan), Soimah menjelaskan pada 22 Agustus pukul 06.45 WIB anaknya AM meninggal dunia. Namun dia baru mendapatkan kabar 3 jam setelahnya, tepatnya pada pukul 10.00 WIB.
Soimah menduga putranya tewas karena dianiaya. Dia menjelaskan alasan belum berani melaporkan ke polisi karena kasus ini bersangkutan dengan lembaga besar.
ADVERTISEMENT
"Meninggalnya karena dianiaya, saya belum berani melapor karena urusannya kan dengan lembaga besar, jadi saya mohon bapak bantu kami," kata dia.
Soimah juga menyebut, ada kejanggalan pada jenazah anaknya yakni saat dimakamkan ada darah yang keluar dari kain kafannya sehingga kafan harus diganti sebanyak dua kali. "Sudah dimakamkan tapi ada kejanggalan pada kematian anak saya," kata dia.
Ponpes Gontor kemudian menyampaikan permintaan maaf dan menyesalkan terjadinya peristiwa itu. Mereka berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.