Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Penonaktifan Sucipto Hadi Purnomo (SHP) mengundang perhatian publik. Dukungan mengalir masif bagi dosen Fakultas Bahasa dan Seni Unnes itu. Tak terkecuali dari BEM KM Unnes.
ADVERTISEMENT
Bahkan, BEM KM Unnes sempat berencana menggelar acara debat yang mempertemukan Sucipto Hadi Purnomo dengan Rektor Unnes Fathur Rokhman.
Sucipto dinonaktifkan sebagai dosen karena alasan dalam pemeriksaan terkait postingan satire di media sosial soal Jokowi.
Soal ini, kata Fathur, pihaknya sempat merasa kaget. Perwakilan dari BEM KM Unnes memang mengontaknya, namun undangannya berupa diskusi santai sembari 'ngopi'.
"Mahasiswa itu kontak saya, mengajak diskusi soal penonaktifan SHP, Whatsappnya masih ada. Kok malamnya tahu-tahu ada selebaran debat itu," kata Fathur kepada kumparan di kantornya di Semarang, Senin (24/2).
Fathur mengaku sempat menyanggupi ajakan diskusi tersebut. Namun dia tak menyepakati hari dan waktu pelaksanaannya. Sebab, kata dia, ada acara di waktu yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
"Saat itu, saya sudah minta Wakil Rektor 3 untuk menggantikan, namun juga tidak bisa," katanya.
Selain itu, alasan lain yang membuat Fathur tak hadir karena dia merasa Sucipto belum sebanding dengan dirinya.
"Takut saya, nanti saya kalah. Tapi kalau SHP debat dengan saya ya tidak sebandinglah. Saya basic-nya soal linguistik, dia sastra. Kalau debat itu soal keilmuan, ini soal hukum. Ada yang melapor maka kami tindak lanjuti," ujarnya.