Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Kasus skandal video seks sesama jenis mencatut nama politikus besar Partai Keadilan Rakyat yang juga Menteri Ekonomi Malaysia , Azmin Ali. Ia diduga terlibat dalam sebuah video tak senonoh dengan seseorang bernama Haziq Abdullah Abdul Azis.
ADVERTISEMENT
Skandal tersebut mencuat setelah Haziq memberi pengakuan bahwa video seks gay yang viral di medsos adalah dirinya dan Ali. Ia lantas menuntut komisi antikorupsi Malaysia, SPRM, untuk menyelidiki Azmin atas tuduhan korupsi. Tuntutan yang sama sekali tak berhubungan dengan skandal seks tersebut.
Sejumlah tokoh pejabat Malaysia menilai bahwa ada agenda politik dalam penyebaran video skandal seks sesama jenis. Hal ini pun bukan kali pertama terjadi. Politisi PKR lainnya, Anwar Ibrahim, pernah mengalami hal serupa dua kali tahun 1998 dan 2015. Bahkan Anwar pernah dipenjara atas tuduhan sodomi.
Lalu mengapa skandal seks sesama jenis macam ini kerap dipakai untuk menjatuhkan lawan politik di Malaysia?
Pengamat politik Malaysia Syaza Shukri melihat adanya motif politik yang melatarbelakangi munculnya skandal seks sesama jenis.
ADVERTISEMENT
“Skandal homoseksual adalah sesuatu yang paling mudah untuk mengaitkan seorang politikus dalam tindak kriminal, dalam hal tiadanya bukti-bukti yang kuat untuk dijerat tuduhan korupsi,” ujar akademisi politik di International Islamic University Malaysia (IIUM) itu kepada kumparan (16/6).
Syaza melihat bahwa skandal homoseksual dipilih karena dianggap ilegal menurut hukum di Malaysia. Mereka yang terjerat kasus tersebut bisa dihukum pidana kurungan hingga 20 tahun berdasarkan UU dari era kolonial Inggris.
“Itu adalah salah satu cara termudah untuk menyingkirkan politisi agar ia terbukti bersalah. Skandal seks heteroseksual (lawan jenis) akan menjadi masalah moral tetapi tidak cukup untuk menuduh seseorang melakukan kejahatan,” terang Syaza.
Hal itu terbukti dengan sikap polisi Malaysia yang cukup serius menangani skandal seks homoseksual di Malaysia. Mereka bahkan telah menangkap Haziq untuk ditanyai perihal video yang diakuinya.
ADVERTISEMENT
“Dia tidak ditahan untuk waktu yang tidak ditentukan. Polisi bahkan keluar untuk mengatakan bahwa mereka meluangkan waktu untuk menyelidiki kasus ini karena masalahnya sensitif dan tidak bisa diburu-buru (selesai),” ujar Syaza.
Selain persoalan hukum, skandal homoseksual bisa jadi persoalan moral keagamaan yang jadi cerminan buruk. Pengamat politik dan mantan anggota parlemen Malaysia, Mohamed Tawfik Ismail mengonfirmasi hal tersebut.
“Umat muslim mengharapkan standar yang tinggi kepada para pemimpin mereka karena dalam islam aksi (homoseksual) tersebut jelas dilarang,” kata Tawfik dikutip dari The Star (13/6).
Menurutnya, terlibat tuduhan skandal seks bisa membuat kredibilitas Ali berkurang. Tawfik mempertanyakan bagaimana nama Ali bisa kembali pulih setelah adanya tuduhan tersebut.
Tawfik mencontohkan bahwa Anwar Ibrahim berhasil mengembalikan nama baiknya setelah dijerat dengan dua kasus sodomi. Itu karena kepribadian Anwar yang karismatik mampu membangun basis pengikut yang kuat sehingga tetap setiap.
ADVERTISEMENT
“Azmin (Ali) tidak memilikinya. Dia tidak memiliki aura atau status ikonis seperti Anwar sehingga dia mungkin tidak mampu untuk bertahan (dalam politik),” ujar Tawfik.