Alasan Suharso Diberhentikan dari Ketum PPP: Ada Riak-Riak, Survei Enggak Naik

5 September 2022 13:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa menyampaikan pidato sebelum menyerahkan berkas pendaftaran partai politik calon peserta Pemilu 2024 di gedung KPU, Jakarta, Rabu (10/8/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa menyampaikan pidato sebelum menyerahkan berkas pendaftaran partai politik calon peserta Pemilu 2024 di gedung KPU, Jakarta, Rabu (10/8/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi memberhentikan Suharso Monoarfa sebagai ketua umum. Keputusan itu diambil dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang digelar di Serang, Banten, Minggu (4/9).
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum DPP PPP Arsul Sani mengungkap penggantian Suharso sebagai ketum memang sudah direncanakan sejak lama. Ia menegaskan persoalan amplop kiai bukan alasan utama penggantian tersebut.
"Ini apakah kemudian artinya Suharso Monoarfa itu dipecat atau diberhentikan, jawabannya tidak [hanya diganti]. Jadi di PPP itu memang sudah lama ada diskusi ada concern, bahwa kemudian ada riak-riak iya, yang menginginkan agar konsolidasi PPP sebagai partai itu bisa lebih dimasifkan diintensifkan, ditingkatkan," kata Arsul di Gedung DPR Senayan, Senin (5/9).
"Dan [ingin] kalau pimpinan PPP itu tidak merangkap di jajaran pemerintahan. Diskusi itu sudah lama tentu Pak Harso juga mengetahui," imbuh dia.
Mukernas PPP di Ballroom Swiss-Belinn, Serang, Banten, Minggu (4/9/2022)-Senin (5/9/2022), menentukan Muhammad Mardiono sebagai Plt Ketum PPP, pengganti Suharso Monoarfa. Foto: Dok. Istimewa
Arsul tak memungkiri bahwa ketegangan 3 Majelis PPP dengan Suharso terkait persoalan amplop kiai mewarnai penggantian tersebut. Namun ia sekali lagi menegaskan, ini bukan alasan utama.
ADVERTISEMENT
"Ya kita tahu ada sedikit ketegangan antara Pak Harso dengan majelis-majelis. Tetapi saya kira yang diputuskan tadi malam di Mukernas itu bukan [alasannya]. Bagi saya itu titik akumulasi atau puncak dari katakanlah riak-riak antara majelis dengan Suharso," jelas dia.
"Jadi itu kesadaran, keinginan agar ada diferensiasi atau pemisahan fungsi kepartaian yang dibutuhkan meningkatkan konsolidasi dan fokus kerja partai, dengan fungsi yang diemban kader di pemerintahan," tambah dia.
Menurut Arsul, apabila alasannya hanya karena amplop kiai, seharusnya dirinya yang menggantikan Suharso.
"Itulah jawabnya kenapa kok tidak Plt-nya Arsul Sani. Karena saya punya fungsi di sini [DPR] selain sebagai Wakil Pimpinan MPR, saya juga anggota Komisi III yang sedang punya tugas banyak seperti RKHUP, revisi UU Narkotika, Hukum Acara Perdata," selorohnya.
ADVERTISEMENT
Arsul enggan menjelaskan lebih rinci soal riak-riak yang disebutnya sejak lama terjadi antara Suharso dengan Majelis PPP. Ia hanya menegaskan penggantian Suharso utamanya ditujukan untuk refreshing partai.
Waketum PPP Arsul Sani dalam konferensi pers terkait penggantian Ketum PPP Suharso Monoarfa di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/9/2022). Foto: Annisa Thahira/kumparan
"Tapi ini sudah dari Rapimnas dua bulan lalu suara ini sudah kencang [penggantian]. Barangkali teman-teman wilayah, DPC, ingin konsolidasi kita lebih fokus. Maklum kami di survei selalu dibilang tidak bakal lolos di Senayan 2024," kata dia.
"Saya enggak komentari itu [riaknya apa], itu tidak kami bahas. [Intinya] ada keinginan revitalisasi tuntutan keinginan dari wilayah," tuturnya.
Selain itu, kata Arsul, survei elektabilitas PPP jelang Pemilu 2024 tak melesat. Langkah cepat turut harus diambil.
"Karena selama ini merasa kok survei PPP kok nggak ningkat-ningkat, meskipun kerja-kerja konsolidasi itu sudah banyak dilakukan," tutup dia.
ADVERTISEMENT
.