Alasan WNI Pilih Bertahan di Lebanon: Takut Kehilangan Pekerjaan-Putus Sekolah

4 Oktober 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel yang menargetkan sebuah permukiman di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Kamis (3/10/2024). Foto: Fadel ITANI / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel yang menargetkan sebuah permukiman di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Kamis (3/10/2024). Foto: Fadel ITANI / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 116 WNI tercatat masih berada di sejumlah kota di Lebanon ketika konflik antara Lebanon dengan Israel sedang berkecamuk. Padahal, Kementerian Luar Negeri sudah menetapkan status Siaga 1 sebagai respons atas konflik yang terjadi di Palestina.
ADVERTISEMENT
Mayoritas WNI itu tinggal di Ibu Kota Beirut. Namun, ada beberapa yang tinggal di Shebaa hingga Saida.
Direktur Pelindungan WNI, Judha Nugraha, mengatakan ratusan WNI itu enggan dievakuasi ke Indonesia karena beragam alasan. Kementerian Luar Negeri tidak memaksa mereka agar bersedia dievakuasi.
"Ini atas pilihan sendiri, jadi memang mereka tidak ingin melakukan evakuasi," kata dia di Kantor Kementerian Luar Negeri pada Jumat (4/10).
Bagi mahasiswa yang menimba ilmu di wilayah Lebanon Utara, lanjut Judha, mereka enggan dievakuasi karena khawatir bakal putus sekolah. Sementara, bagi pekerja migran, mereka enggan dievakuasi karena khawatir bakal kehilangan pekerjaan. Mereka pun masih merasa situasi di Lebanon aman sehingga memutuskan untuk tetap tinggal di sana.
ADVERTISEMENT
"Mereka khawatir kalau ikut evakuasi nanti dianggap putus kuliah," ujar dia.
Jumpa pers soal perkembangan situasi di Timur Tengah di Kementerian Luar Negeri pada Jumat (4/10/2024). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Biarpun tak memaksa, sambung Judha, pihaknya sudah berupaya untuk melakukan koordinasi dengan pihak kampus ataupun majikan tempat pekerja migran itu bekerja. Pemerintah Indonesia berharap mereka dapat bersedia untuk dievakuasi sebelum situasi di Lebanon semakin memburuk.
"Jadi kita pun membantu melakukan komunikasi dengan pihak kampus maupun pihak pemberi kerja," kata dia.
Sebagai informasi, sejak bulan Agustus 2024 lalu, pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan 65 WNI dari Lebanon melalui 5 gelombang. 25 WNI sudah berada di Indonesia, sedangkan 40 WNI lainnya masih berada di Yordania.