Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Albert Burhan, Garuda Indonesia, dan Jembatan Kuningan Madya
3 Februari 2017 15:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Eks Dirut Citilink Indonesia, Albert Burhan, tersenyum ramah kepada awak media usai diperiksa KPK, Kamis (3/2) siang. Mengenakan kemeja cokelat, Ia berlalu cepat dengan ransel hitam di punggungnya.
ADVERTISEMENT
Hujan deras tak menghalangi Albert berjalan menuju jembatan penyeberangan orang (JPO) Kuningan Madya--persis di depan Gedung KPK sekitar pukul 14.00 WIB. Dia tetap berjalan mesipun diguyur hujan.
Albert terlihat menghindari para wartawan. Padahal, hanya diperiksa sebagai saksi oleh KPK. Saat dikejar di jembatan penyeberangan, Albert tetap berjalan cepat dan tersenyum.
Hanya satu kalimat yang ia lontarkan, "tadi ditanya sekitar 20 pertanyaan," ujarnya.
Pemeriksaan Albert untuk kali pertama ini, terkait posisinya sebagai Vice President Treasury Management Garuda Indonesia periode 2005-2012 untuk tersangka eks Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar.
"Albert diperiksa dalam kapasitas sebagai saksi untuk tersangka ESA (emirsyah)," ujar juru bicara KPK, Febri Diansyah.
ADVERTISEMENT
Emirsyah diduga menerima suap dari Rolls-Royce, pabrikan mesin pesawat asal Inggris untuk pembelian 50 pesawat Airbus A330. Albert, Karyawan terbaik Garuda Indonesia tahun 2000 itu, juga pernah ditunjuk menjadi Chief Financial Officer Citilink pada Agustus 2012.
Puncaknya pada 16 Februari 2015. Ia terpilih sebagai CEO Citilink menggantikan Arif Wibowo--yang kini menjabat sebagai CEO Garuda Indonesia.
Namun perjalanan Albert menjadi CEO tak lama. Di penghujung 2016, ia mengundurkan diri setelah kasus pilotnya yang diduga mabuk sebelum penerbangan Surabaya-Jakarta.
"Karier lamanya di Garuda menjadi kunci penting bagi KPK terkait hubungan kerjanya dengan tersangka Emirsyah," ujar Febri.