Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin , angkat bicara terkait cerita dibalik terjadinya pertemuan antara Amien Rais dan Presiden Joko Widodo , Selasa (9/3) lalu. Pertemuan itu dihadiri Amien masih dalam tujuannya untuk mencari keadilan bagi 6 orang laskar FPI korban pembunuhan.
ADVERTISEMENT
"Kalau enggak salah memang mereka menyurati TP3 itu bersurat, mengirim surat kepada pemerintah, kepada presiden meminta untuk kalau enggak salah beberapa hari lalu lah ya," ujar Ngabalin kepada wartawan, Kamis (11/3).
Namun karena Jokowi sendiri yang yang berkeinginan untuk menerima Amien Rais dan kolega di Istana untuk berbincang, permohonan pertemuan itu pun pada akhirnya dapat terwujud.
ADVERTISEMENT
"Jadi mereka (TP3) meminta waktu memberi surat kepada presiden kemudian presiden mengalokasikan waktu untuk bisa menerima pak Amien dkk. Makanya kemarin pak presiden itu kalau enggak salah ingat didampingi pak Pratikno dan pak Mahfud MD," ucap Ngabalin.
Pertemuan ini disebut Ngabalin sebagai langkah keterbukaan pemerintah terhadap saran dan kritik yang disampaikan segala pihak mengenai sejumlah hal yang terjadi di tanah air. Pentingnya bagi Jokowi untuk mendengar saran Amien dkk, kata Ngabalin, jadi dasar kuat Jokowi mau menerima TP3 di istana.
"Kenapa itu perlu presiden lakukan? harus disampaikan secara terbuka bahwa ya inilah pemerintahan yang Demokratis. Kemarin presiden berkali-kali mengatakan yang juga dibahas didiskusikan panjang lebar bahwa pemerintah membuka diri memastikan TP3 supaya tidak menimbulkan berbagai syahwasangka, kecurigaan," beber Ngabalin.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu ia menilai pertemuan itu jadi bukti bahwa Jokowi mau merangkul dan mendengar semua saran yang disampaikan kepada pemerintah. Ngabalin bahkan menegaskan tidak ada maksud Jokowi untuk untuk bermusuhan dengan siapa pun.
"Jokowi tidak berseberangan dengan siapa pun. Amien Rais saja yang baper. Amien Rais saja yang baper segala macam, sedikit-sedikit presiden ono ene ini ene, segala macam. Dari dulu saya sudah bilang buktinya presiden bisa terima, ngobrol. Dulu juga bilang enggak mau ketemu segala macam, sekarang?" ungkap Ngabalin.
"Jokowi enggak ada masalah sama siapa saja. Namanya juga kepala negara, pemimpin bagi rakyat republik Indonesia ini. Amien Rais kan bukan siapa-siapa, sebagai rakyat," lanjut dia.
Sehingga ia menegaskan bahwa dalam kasus ini pemerintah sama sekali tidak menutup diri akan kritik dan masukan dari berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
"Tentu pemerintah membuka diri selebar-lebarnya kalau kalau ada data-data fakta-fakta yang dibawa TP3 untuk segera bisa disikapi. Kedua, tentu saja bahwa kepada Komnas HAM karena dia lembaga independen, maka pemerintah juga menyampaikan siapa saja boleh dipanggil yang dianggap perlu oleh Komnas HAM. Tidak boleh ada yang menghalang-halangi," kata Ngabalin.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini