news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Aliansi Mahasiswa UGM Tetap Bertahan Walau Tenda Diangkut Petugas

31 Mei 2024 15:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) mulai membubarkan kemah yang digelar Aliansi Mahasiswa UGM di halaman Balairung UGM, Jumat (31/5). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) mulai membubarkan kemah yang digelar Aliansi Mahasiswa UGM di halaman Balairung UGM, Jumat (31/5). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) mulai mengemasi tenda kemah Aliansi Mahasiswa UGM di halaman Balairung UGM, Jumat (31/5).
ADVERTISEMENT
Para mahasiswa ini kemah di kampus beberapa hari terakhir sebagai bentuk protes adanya Iuran Pengembangan Institusi (IPI) atau uang pangkal dan tingginya Uang Kuliah Tunggal (UKT).
"Masih tetep bertahan sampai tuntutan kita dicapai sama tuntutan kita dipenuhi Bu Ova. Yang mana pun entah itu nanti adanya represi dari aparat (kampus) tetap bertahan di sini," kata Humas Aliansi Mahasiswa UGM Maulana di lokasi.
Tuntutan mereka tetap sama yakni uang pangkal dihapus total di UGM. Sementara itu, UKT diminta dikembalikan dari 5 golongan ke 8 golongan.
"UKT kembali ke golongan 8 golongan," tegasnya.
Sebelumnya, Sekretaris UGM Andi Sandi mengatakan pihaknya telah memberi waktu mahasiswa menyampaikan aspirasinya selama beberapa hari.
Selain itu, tadi pagi Rektor UGM Prof Ova Emilia juga telah menemui mahasiswa. Pihak rektorat pun juga sudah meminta dengan baik-baik bahwa halaman Balairung akan digunakan Upacara Hari Lahir Pancasila.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita akan minta kalau tidak apa namanya (mau) ya kita harus tegas bahwa ini mau digunakan untuk kegiatan kenegaraan bahkan. Upacara ini kan kenegaraan," jelasnya.
Lanjutnya, ini bukan berarti UGM tidak memberikan ruang pada mereka untuk berekspresi.
"Kita sudah secara lembut dan persuasif kepada mereka untuk memahami kondisi ini," jelasnya.