Aliran Puang Nene di Bone Diduga Sesat Diselidiki, Pemimpinnya Mengaku Nabi

24 Maret 2023 5:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dukun Puang Nene yang mengajarkan aliran sesat di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Dukun Puang Nene yang mengajarkan aliran sesat di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Mattirowalie Kabupaten Bone, Andi Swandi, mengaku resah dengan aliran Puang Nene. Sebanyak 40 warga di daerahnya, menjadi pengikut aliran diduga sesat tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sudah ditegur dulu, dikira sudah berhenti ternyata tersebar lagi. Aliran itu, diduga sesat," kata Andi Swandi kepada wartawan, Kamis (23/3) malam.
Andi menuturkan, aliran ini dibawa seorang warga asal Kabupaten Soppeng, yang disebut sebagai nabi. Sedangkan, pemimpin untuk wilayah Kabupaten Bone bernama Hasang Acang.
"Ada dua bos besarnya, dia mengaku nabi. Kalau di sini dikenal sebagai aliran Puang Nene," ucapnya.
Andi mengatakan, aliran Puang Nene ini masuk ke desanya sejak 2020 lalu.
"Masuknya kalau tidak salah tahun 2020 saat COVID-19. Pengikutnya sekarang ada sekitar 40-an dari masyarakat Desa Bune dan Desa Mattirowalie," ucapnya.
Ilustrasi hantu. Foto: Shutterstock
Tim Pakem Selidiki Aliran Puang Nene
Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), akan turun menyelidiki aliran yang diduga sesat ini.
ADVERTISEMENT
"Tim Pakem akan menelusuri bagaimana ajaran, ritual, pengikut, kegiatan, organisasi, buku dan peralatannya. Saat ini kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan tim," kata Wakil Ketua Tim Pakem Kabupaten Bone Andi Hairil Akhmad secara terpisah.
Andi Hairil yang juga sebagai Kasi Intel Kejari Bone itu mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan aliran yang memang bertentangan dengan ajaran agama.
Informasi yang kumparan dapatkan, aliran ini diketahui bernama Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara. Dipimpin oleh seorang pria bernama Walino alias Puang Nene.
Dalam aliran ini, pengikut dilarang salat 5 waktu dan Salat Jumat. Bahkan, pengikut wajib memberikan mahar sebagai ongkos pembeli kursi untuk di hari akhir nantinya.
Aliran Puang Nene ini juga tengah diselidiki oleh pihak Kepolisian.
ADVERTISEMENT
"Iya, sementara diselidiki. Karena baru pagi tadi kami dapat informasinya," Kasi Humas Polres Bone, Ipda Rayendra.