Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Alissa Wahid soal Ferdinan Rektor Unika: Teman Kuliah Saya, Orangnya Berani
9 Februari 2024 18:25 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Wahid angkat bicara soal beberapa rektor yang mendapatkan intimidasi dan diminta membuat testimoni kinerja Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Alissa menjelaskan Rektor Universitas Soegijapranata (Unika) Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto, yang jadi rektor pertama yang menceritakan hal ini merupakan teman kuliahnya.
"Itu menarik sekali Rektor Unika Soegijapranata yang pertama kali meramaikan itu, itu teman main saya waktu di UGM," kata Alissa ditemui di Kabupaten Bantul, Jumat (9/2).
Alissa mengatakan Ferdinan memang orang yang berani menyuarakan kebenaran.
"Memang orangnya berani sekali kalau Mas Ferdinan itu. Saya sih yakin informasi yang dia keluarkan informasi yang benar dan dia nggak takut," katanya.
Pertanyaan besar, untuk apa?
Lebih jauh, Alissa menjelaskan polisi memang punya kebiasaan meminta tokoh agama maupun tokoh masyarakat untuk bersuara ketika ada terorisme, konflik, maupun ketegangan di masyarakat.
"Dan polisi kan juga memberikan keterangan bahwa mereka meminta tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk membuat imbauan agar pemilu damai," katanya
ADVERTISEMENT
"Masalahnya, kemarin yang diminta testimoni kinerja Pak Jokowi. Itu yang kemudian jadi pertanyaan besar, untuk apa?" katanya.
Jika dalihnya adalah untuk cooling system, Alissa mempertanyakan apanya yang perlu didinginkan?
"Kalau disebut sebagai cooling system, saya (bertanya) jadi cooling system yang mana, terhadap apa. Kalau cooling berarti ada yang hot begitu. Nah ini mana yang kemudian oleh polisi dijadikan alasan untuk meminta para rektor membuat testimoni kinerja terkait Presiden Jokowi? Itu sesuatu yang bagi saya sangat mengejutkan," katanya.
Alissa berterima kasih kepada rektor dan civitas academica yang mau membuka ini ke publik.
"Ketika masyarakat tahu dan memberikan reaksi, maka polisi bisa mengoreksi apa yang dipandang patut dilakukan dan tidak dilakukan. Sehingga nanti-nanti polisi tidak melakukan itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Live Update