Almarhum Prof Ichlasul Tokoh Reformasi dari UGM, Pernah Tolak Jabatan Menhan

14 November 2024 16:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenazah Rektor UGM periode 1998-2002 Prof Ichlasul Amal disemayamkan di Balairung UGM untuk diberikan penghormatan terakhir, Kamis (14/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah Rektor UGM periode 1998-2002 Prof Ichlasul Amal disemayamkan di Balairung UGM untuk diberikan penghormatan terakhir, Kamis (14/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Jenazah Rektor UGM periode 1998-2002 Prof Ichlasul Amal disemayamkan di Balairung UGM untuk diberikan penghormatan terakhir dari keluarga besar UGM, Kamis (14/11).
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, suasana haru menyelimuti Balairung. Ratusan civitas UGM datang untuk menyalatkan dan mendoakan.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM Prof Supriyadi dalam sambutannya mengatakan UGM kehilangan salah satu tokoh terbaiknya.
"Prof Dr Ichlasul Amal MA, Guru Besar Departemen Hubungan Internasional FISIPOL UGM, telah berpulang pada hari Selasa, 14 November 2024, pukul 02.40 WIB menuju ke tempat peristirahatan terakhir," kata Supriyadi.
Jenazah Rektor UGM periode 1998-2002 Prof Ichlasul Amal disemayamkan di Balairung UGM untuk diberikan penghormatan terakhir, Kamis (14/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Prof Amal dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM pada tanggal 11 Mei 1995 atau 29 tahun yang lalu.
Dedikasinya pada dunia pendidikan luar biasa. Pada 1998 dia pun turun bersama mahasiswa dalam gerakan reformasi.
"Beliau juga dikenal sebagai tokoh Reformasi 1998 dari UGM. Masih lekat dalam ingatan bagaimana beliau bersama dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan ribuan mahasiswa berorasi di depan Gedung Grha Sabha Pramana UGM dalam gerakan reformasi 1998," katanya.
ADVERTISEMENT

Tolak jadi Menhan

Dedikasi kepada dunia pendidikan berlanjut. Prof Amal menolak jabatan menteri pertahanan di era Presiden Habibie dan memilih untuk tetap menjadi rektor.
"Pilihan beliau untuk tetap mengabdikan diri menjadi Rektor UGM, meskipun mendapatkan tawaran jabatan sebagai Menteri Pertahanan pada era kepemimpinan Presiden BJ Habibie," katanya.
Rektor UGM periode 1998-2002 Prof Ichlasul Amal. Foto: Dok. UGM
Prof Amal juga dikenal karena nasionalismenya. Pada tahun 1999 misalnya, dia menerima banyak mahasiswa Universitas Pattimura yang terdampak konflik Maluku saat itu.
"Jiwa nasionalisme kebangsaan Almarhum Prof Amal begitu kuat, hingga pada waktu terjadi konflik Maluku tahun 1999 beliau memberikan kesempatan kepada Mahasiswa Universitas Pattimura dari semua agama untuk bisa mutasi ke kampus UGM," katanya.
Selain itu pada 1999 dia juga mendirikan Masjid Kampus UGM. "Yang mungkin menjadi satu-satunya Masjid di Indonesia tanpa nama," katanya.
ADVERTISEMENT
"Pada momen penghormatan terakhir ini, izinkan saya atas nama Universitas Gadjah Mada menghaturkan terima kasih kepada Almarhum Prof Amal yang telah menjadi guru dan teladan bagi kita semua. Segenap amalan ilmu dan karya beliau, insyaAllah menjadi pembuka jalan ibadah bagi pengembangan ilmu pengetahuan masa depan," pungkasnya.
Dekan Fisipol, Wawan Mas’udi, saat membacakan riwayat hidup Prof Amal, mengatakan Prof Amal merupakan sosok inspirator.
"Guru kita, inspirator kita, dan tokoh reformasi kita," kata Wawan.
Seusia disemayamkan di Balairung UGM, jenazah langsung dimakamkan di pemakaman UGM di Sawitsari, Kabupaten Sleman.