Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Pemda DIY membangun pagar mengitari Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta . Pembangunan tersebut sudah dimulai sejak Minggu lalu.
ADVERTISEMENT
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menjelaskan tujuan pembangunan pagar itu agar Alun-alun Utara seperti zaman dulu.
"Tujuannya kembali ke yang dulu. Dulu awal, alun-alun dipagari. Tidak hanya Alun-alun Utara, tembok mau masuk Rotowijayan, Yudhanegaran mau ke utara ke Kantor Pos itu dulu ada pintu gerbang semua," ujar Sri Sultan di DPRD DIY, Senin (8/6).
Ia mengatakan seiring berjalannya waktu Alun-alun Utara menjadi seperti yang sekarang.
"Hanya karena berganti yang jumeneng (bertakhta) dan zaman, mungkin ya seperti sekarang. Ya ndak perlu aslilah (persis seperti dahulu), ya pakai besi saja," kata Sultan HB X .
"(Kegiatan masyarakat) tetap. Ada pintu, kalau ada upacara untuk grebeg dan sebagainya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Aris Eko Nugroho, menjelaskan proyek tersebut menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) senilai Rp 2,3 miliar. Ditargetkan, pembangunan pagar selesai pada akhir Juli mendatang.
"Anggaran Rp 2,3 miliar. Iya dari Dana Keistimewaan. Target selesai itu akhir Juli, semoga akhir Juli sudah bisa selesai harapannya. Dimulai sejak Minggu kemarin," kata Aris dihubungi awak media.
Aris mengatakan konsep pagar yang mengitari Alun-alun Utara ini seperti yang ada Pagelaran Keraton Yogyakarta.
"Kita kan sudah ada yang di pagelaran, seperti yang di pagelaran. Pagar berbahan besi, motif pacak suji. Warna disamakan dengan warna pagar pacak suji pagelaran atau warna hijau pareanom," katanya.
Lanjut Aris, kajian soal pagar ini sesuai jejanturan pewayangan dari buku Serat Tuntunan Padalangan yang ditulis oleh M.Ng. Nojowirongko a.l Amotjendono pada tahun 1948. Dalam buku tersebut, disebut sekitar Alun-alun Utara dulunya ada pagar pacak suji.
ADVERTISEMENT
"Kita dalam rangka mengembalikan itu termasuk penanda keistimewaan Yogyakarta," ungkapnya.
Ia mengatakan pagar dengan tiga pintu tersebut tetap akan terbuka untuk umum. Sejauh ini pemasangan pagar ini baru di Alun-alun Utara saja, belum pada lokasi lain.
"Kan tetep ada pintu kalau ada kegiatan yang memang sudah koordinasi dengan pihak keraton tidak masalah," kata Aris.
Gambaran Alun-alun Utara berpagar ini tampak dalam sebuah lukisan Johannes Rach tahun 1771. Lukisan tersebut sempat diunggah oleh akun resmi Keraton Yogyakarta di Instagram.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.