Alvin Lie: Pesawat Umum dan Private Jet Sama Berisikonya Buat Ibu Hamil Besar

11 September 2024 19:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ilustrasi boarding ke pesawat Foto: Dushlik/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi boarding ke pesawat Foto: Dushlik/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dugaan penggunaan pesawat jet pribadi Gulfstream G650ER oleh Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep bersama istrinya, Erina Gudono, saat pergi ke Amerika Serikat, menuai polemik.
ADVERTISEMENT
Dugaan gratifikasi berembus. Namun, hal itu dibantah Menkominfo Budi Arie. Ketua Relawan Pro Jokowi (Projo) ini menilai, Kaesang tak dapat dikaitkan dengan hal tersebut.
Budi Arie juga meminta publik tak lagi mempermasalahkan hal tersebut. Menurut dia, penggunaan jet pribadi itu karena kondisi Erina Gudono yang tengah hamil sehingga tak dapat menggunakan angkutan umum atau pesawat komersil lainnya.
Lantas seberapa bahaya kondisi ibu hamil besar menaiki pesawat baik komersil maupun private jet. Pengamat penerbangan, Alvin Lie, memberikan analisisnya.
Pengamat Penerbangan, Alvin Lie menjadi narasumber di Info A1 di kumparan, Selasa (27/8/2024). Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Alvin mengatakan, baik itu naik pesawat komersial atau pun jet pribadi ada risiko yang harus juga diperhatikan. Salah satunya adalah soal tekanan udara di dalam kabin yang jauh lebih rendah dari pada di darat.
ADVERTISEMENT
Apalagi, jika terjadi persalinan saat pesawat sedang berada di ketinggian.
"Perlu diperhatikan bahwa tekanan udara dalam kabin jauh lebih rendah daripada tekanan udara di darat. Hal ini tidak kondusif jika terjadi pendarahan selama proses persalinan," kata dia, Rabu (11/9).
Dia juga mengatakan secara umur kehamilan di atas 8 bulan rentan mengalami kelahiran dini. Sehingga jika naik pesawat komersial, banyak maskapai penerbangan enggan mengambil risiko apabila terjadi proses persalinan selama penerbangan.
"Secara umum, kehamilan di atas 8 bulan rentan mengalami kelahiran dini. Maskapai penerbangan enggan mengambil risiko jika terjadi proses persalinan selama penerbangan," kata Alvin.
Selain itu, perlengkapan medis dalam pesawat juga terbatas. Apalagi jika terjadi persalinan saat penerbangan. Meski, awak kabin, kata dia, dibekali keterampilan menghadapi kondisi demikian, namun belum tentu bisa membantu proses persalinan.
ADVERTISEMENT
"Apalagi jika terjadi komplikasi baik kepada Ibu yang melahirkan atau bayi yang baru lahir," tuturnya.
Ilustrasi Ibu Hamil Naik Pesawat. Foto: Shutterstock
Alvin mengatakan dengan kondisi penerbangan penuh, akan sulit mencari tempat proses persalinan. Tentu saja, hal ini akan mengganggu penumpang lainnya.
"Selain itu jika penerbangan penuh, akan sulit mencarikan tempat untuk proses persalinan. Ujung-ujungnya mengganggu penumpang lain. Untuk aspek medisnya akan lebih baik minta pendapat dokter spesialis kandungan," kata dia.