Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski demikian, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono , menilai Palestina dan Israel bukanlah urusan Indonesia, melainkan urusan bangsa Arab dan Yahudi.
“Urusan Indonesia adalah nasib kita dan hari depan anak cucu kita,” kata AM Hendropriyono dalam keterangannya di Jakarta pada Rabu (19/5).
Pernyataan Hendropriyono tersebut disampaikan menanggapi maraknya pro-kontra dukung-mendukung perang Israel-Palestina. Ia menyampaikan keprihatinannya yang disampaikan kepada teman-teman sesama anggota Kerukunan Keluarga (KEKAL) Akmil 1967.
“Untuk nasib bangsa kita, saya mohon KEKAL Akmil 1967 tidak diam saja, tapi mikir, ngomong dan berbuat sebisanya. Negara kita sedang diserang oleh pemikiran ideologi khilafah,” kata Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) tersebut.
Menurut Hendropriyono, banyak orang sudah terbawa arus pengkhianatan mendukung ideologi khilafah, liberalisme, kapitalisme, komunisme, atau ideologi asing apa pun. Ada pula oknum aparat militer dan polisi, ASN, serta politisi yang mendukung khilafah.
“Kalau ada yang melecehkan saya karena saya membela filsafat dasar bangsa kita, Pancasila, tolong merapatkan barisan dengan saya untuk membela diri, bangsa kita sendiri. Ironis sekali orang yang mengkritik saya membela Pancasila, demi membela negeri sendiri, tapi dia menggebu-gebu membela Palestina,” ujar Hendropriyono.
ADVERTISEMENT
Hendropriyono pun mempertanyakan apakah pihak yang mengkritiknya tahu tentang Palestina dan Israel.
“Apakah pengkhianat itu kenal dengan Mahmoud Abbas, atau kenal dengan Ismail Haniyeh, atau kenal sama Reuven Rivlin, atau Benjamin Netanyahu? Saya yakin tidak kenal. Yang dia kenal adalah anak, istri, mantu, dan cucu sendiri. Kenapa yang dibela orang-orang yang tidak dikenal?” tanya Hendropriyono.
Hendropriyono menyatakan ucapannya menanggapi informasi tentang adanya mantan politisi yang tidak senang terhadap sepak terjangnya yang membela Pancasila dan melawan ideologi asing.
Hendropriyono mengingatkan tentang kehancuran Libya dan Muammar Khadaffi. Pemimpin Libya yang dicintai 90 persen rakyatnya. Namun Libya hancur karena pengkhianat yang jumlahnya hanya 10 persen dari penduduk.
Akibat provokasi Barat dan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata Hendropriyono, rakyat Libya membunuh Khadaffi yang memberikan kesejahteraan. Khadaffi dihajar secara membabi-buta oleh rakyatnya sendiri.
ADVERTISEMENT
“Lihatlah negara mereka (Libya) kini sangat di bawah standar keamanan dan ekonomi. Mengerikan. Nah, penyesalan bukan datang di depan,” kata Hendropriyono mengingatkan.
Hendropriyono mengingatkan jangan sampai Indonesia seperti negeri lain yang hancur karena propaganda kaum yang ingin menghancurkan NKRI dengan mengatasnamakan agama.
“Saya mohon para sobatku yang tercinta bergandengan tangan dengan saya melawan pikiran penganut ideologi-ideologi asing yang sesat itu. Mereka orang yang terbawa arus sampai lupa diri, lupa anak, lupa cucu, untuk hari depan mereka,” ucap Hendropriyono.
Hendropriyono menyatakan orang-orang tersebut justru mengurus orang lain yang belum tentu akan membalas budi jika mereka menang melawan musuhnya. Justru menurut Hendropriyono, mungkin mereka akan mengebom anak cucu lantaran tidak ada dalil balas budi dalam politik.
“Jadi para sahabatku yang tercinta, kalau ada yang mengkritik saya atau kita dalam berbicara melawan khilafah atau ideologi apa pun, mohon di-counter. Lawan. Jangan takut. Jangan juga diam saja. Karena diam berarti melakukan pembiaran. Dan, itu adalah kejahatan juga. Disebut sebagai crime of omission, yakni kejahatan karena membiarkan orang melawan negara, bangsa kita sendiri,” papar Hendropriyono.
ADVERTISEMENT
Hendropriyono mengajak masyarakat agar menjaga Indonesia agar tetap berdiri dengan ideologi Pancasila.
“Kita harus tetap berdiri di atas tanah air bangsa kita sendiri. Bukan di atas tanah Palestina, bukan Israel, bukan Arab,” pungkas Hendropriyono.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: