Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Amerika Serikat Kritik Peluncuran Roket Luar Angkasa Iran
15 Juni 2022 16:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perusahaan teknologi antariksa, Maxar Technologies, merilis citra satelit teranyar. Gambar tersebut memperlihatkan landasan peluncuran di Bandar Antariksa Imam Khomeini di Provinsi Semnan.
Situs itu kerap gagal menempatkan satelitnya ke orbit. Namun, pusat tersebut tampaknya sedang mempersiapkan peluncuran baru.
Sebuah roket terlihat sedang dibawa untuk diletakkan di menara peluncuran dalam satu gambar. Citra satelit selanjutnya menunjukkan, roket itu telah terpasang di menara.
Kabar itu tentu memperkeruh pertikaian atas program nuklir Teheran. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, lantas mengatakan, AS akan mendesak Iran untuk meredakan situasi.
"Iran secara konsisten memilih untuk meningkatkan ketegangan. Iranlah yang secara konsisten memilih untuk mengambil tindakan provokatif," ujar Price, dikutip dari The Times of Israel, Rabu (15/6/2022).
ADVERTISEMENT
Jubir Pentagon, Rob Lodewick, menegaskan, militer AS akan terus memantau situasi dengan cermat. Pihaknya menilik hubungan peluncuran itu dengan kemajuan dalam program rudal balistik Iran.
"Agresi Iran, termasuk ancaman yang ditunjukkan oleh berbagai program misilnya, terus menjadi perhatian utama bagi pasukan kami di kawasan itu," jelas Lodewick.
Iran tidak mengakui adanya peluncuran tersebut. Kendati demikian, kantor berita pemerintah sempat melaporkan rencana peluncuran pada bulan lalu.
IRNA mengatakan, Iran mungkin akan memiliki tujuh satelit buatan sendiri yang siap diluncurkan pada akhir tahun kalender Persia 2023.
Pejabat Kementerian Pertahanan juga sempat menyarankan agar Iran segera menguji roket pembawa satelit berbahan bakar padat terbarunya, Zuljanah.
Iran tidak merinci kapan peluncuran itu akan berlangsung. Namun, peletakan roket biasanya menandai bahwa peluncuran sudah dekat.
ADVERTISEMENT
AS kerap menuduh, peluncuran satelit Iran menentang resolusi Dewan Keamanan PBB. AS meminta Iran agar tidak menguji rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir.
Bagaimanapun juga, peluncuran semacam itu menggunakan teknologi serupa dengan peluru kendali balistik antarbenua (ICBM).
Iran menegaskan, satelit dan roketnya tidak memiliki komponen militer. Badan intelijen AS dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) turut mengatakan, Iran meninggalkan program nuklir militer terorganisir pada 2003.
Namun, kemungkinan peluncuran itu muncul tetap memicu kekhawatiran. Sebab, kabar itu mencuat seiring ketegangan meningkat akibat masalah program nuklir Iran.
Iran mengatakan, pihaknya akan menghapus 27 kamera pengintai IAEA dari situs nuklirnya. Mereka juga sedang memperkaya produksi bahan nuklir, uranium.