Amien Rais Usul Buat Rekomendasi Mubalig Tandingan

29 Mei 2018 14:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amien Rais di Rakornas Persaudaraan Alumni 212 (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais di Rakornas Persaudaraan Alumni 212 (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni 212, Amien Rais, mengusulkan untuk membuat daftar mubalig atau penceramah tandingan. Hal ini adalah responsnya atas langkah pemerintah yang dianggap keliru.
ADVERTISEMENT
"Kita melihat secara jelas, kita perhatikan pemimpin yang akan dilengserkan Allah itu biasanya langkahnya dari salah ke keliru, dari keliru ke blunder, salah lagi dan seterusnya. Tadi saya berpikir karena kita ini tidak ada dalam list mubalig yang direkomendasikan itu, kita juga perlu membuat counterlist (daftar tandingan)," ujar Amien dalam sambutan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Aula Sarbini Taman Bunga Wiladatika, Cibubur, Selasa (29/5).
Amien Rais salat berjamaah di Metro TV. (Foto: AFP/Choo Youn-Kong)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais salat berjamaah di Metro TV. (Foto: AFP/Choo Youn-Kong)
Kementerian Agama sebelumnya merilis 200 nama mubalig yang terekomendasi. Para mubalig itu, dinilai memiliki kompetensi ilmu mumpuni, reputasi baik, dan komitmen kebangsaan tinggi.
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Akan tetapi, daftar mubalig ini, menuai prokontra di kalangan masyarakat. Mereka menanyakan alasan pemerintah yang tidak mencantumkan sederet mubalig lain --bahkan yang ternama sekalipun-- untuk direkomendasikan. Lalu, usai melihat gejolak tersebut, Kemenag akhirnya meneruskan 200 nama itu ke Majelis Ulama Indonesia (MUI).
ADVERTISEMENT
Dalam acara ini, Amien kembali menyinggung langkah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang hanya merilis 200 nama. Bahkan dalam daftar itu, tidak ada nama Amien Rais di dalamnya.
"Mubalig yang tidak boleh (tidak direkomendasi), kita undang. Jadi lebih tegas lagi. Terutama mereka yang merapat kepada Rizieq, supaya suasana agak meriah," tutur Amien.