Amnesty International: 18 Tahanan di El Salvador Tewas Akibat Tindakan Polisi

2 Juni 2022 21:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara bersenjata lengkap berpatroli di jalan di pusat kota San Salvador, El Salvador, Senin (25/4).  Foto: Jose Cabezas/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Tentara bersenjata lengkap berpatroli di jalan di pusat kota San Salvador, El Salvador, Senin (25/4). Foto: Jose Cabezas/Reuters
ADVERTISEMENT
Amnesty Internasional melaporkan pada Kamis (2/6), sedikitnya 18 orang tewas dalam tahanan polisi El Salvador. Organisasi HAM itu menuduh pihak berwenang setempat telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia secara besar-besaran.
ADVERTISEMENT
Menurut Amnesty International, otoritas negara tersebut melancarkan penangkapan sewenang-wenang, pelanggaran proses hukum, penyiksaan, dan penganiayaan.
Presiden El Salvador, Nayib Bukele, mengumumkan keadaan darurat yang kontroversial pada akhir Maret silam. Status itu pada awalnya diklaim telah diterapkan untuk memerangi geng kriminal.
Presiden Salvador Nayib Bukele saat berbicara di depan pendukungnya di San Salsavador, El Savador. Foto: REUTERS / Jose Cabezas
Namun, keputusan tersebut dinilai telah membatasi hak konstitusional dan memancing kritik dari organisasi HAM.
"Hingga 28 Mei, setidaknya 18 orang tewas dalam tahanan polisi selama keadaan darurat. Mengingat kondisi penjara yang genting, ada ketakutan yang beralasan bahwa jumlah korban jiwa bisa meningkat di hari-hari berikutnya," kata Amnesty International dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
Data tersebut berasal dari organisasi nirlaba Amerika Tengah, Cristosal. Pihaknya mengatakan, semua korban tewas adalah tahanan laki-laki.
ADVERTISEMENT
Sebagian dari mereka meninggal akibat kurangnya perawatan medis tepat waktu, sedangkan yang lain menunjukkan tanda-tanda telah menghadapi kekerasan, seperti memar.
Tentara bersenjata lengkap berpatroli di jalan di pusat kota San Salvador, El Salvador, Senin (25/4). Foto: Jose Cabezas/Reuters
Dalam laporannya, Amnesty International juga menyinggung sidang massal yang melibatkan hingga 500 tahanan.
Saat keadaan darurat berlaku pada pertengahan Mei lalu, pasukan polisi menahan puluhan orang yang tidak bersalah. Otoritas menuduh mereka sebagai anggota geng demi memenuhi kuota penangkapan.
Sejak 27 Maret 2022, polisi dan tentara telah menangkap lebih dari 36.000 orang yang dituduh sebagai anggota geng secara keseluruhan. Hingga 1.190 di antaranya hanyalah anak di bawah umur.
Tentara bersenjata lengkap berpatroli di jalan di pusat kota San Salvador, El Salvador, Senin (25/4). Foto: Jose Cabezas/Reuters
Pihak berwenang memperkirakan, lebih dari 70.000 orang tergabung dalam Mara Salvatrucha, Barrio 18, dan geng-geng lainnya yang lebih kecil. Kelompok-kelompok itu kemudian menyebar ke seluruh Amerika Tengah dan Meksiko.
ADVERTISEMENT
Beberapa survei menunjukkan, 70 persen dari penduduk negara itu lantas mendukung langkah-langkah pemerintah saat ini untuk mengurangi tindak kejahatan geng kriminal.
Penulis: Sekar Ayu.