Amnesty International Kutuk Aksi KKB Papua yang Tembak Mati 2 Orang Guru

16 April 2021 18:41 WIB
clock
Diperbarui 26 April 2021 21:15 WIB
Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua. Foto: Puspen TNI
zoom-in-whitePerbesar
Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua. Foto: Puspen TNI
ADVERTISEMENT
Amnesty International kali ini bersuara perihal kekejian kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua di Kabupaten Puncak, Papua.
ADVERTISEMENT
Amnesty International mengutuk tindakan KKB Papua yang menembak mati dua orang guru dan tukang ojek.
Dalam siaran persnya, Jumat (16/4), Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengatakan pembunuhan secara sengaja terhadap laki-laki, perempuan, dan anak-anak, tidak pernah dapat dibenarkan dan jelas merupakan bentuk penghinaan terhadap prinsip-prinsip fundamental hak asasi manusia.
“Kami mengutuk sekeras-kerasnya penembakan dua guru di Distrik Beoga dan seorang tukang ojek di Distrik Omukia dan menyampaikan duka terdalam bagi keluarga korban," kata Usman Hamid.
Usman menjelaskan, hukum internasional mewajibkan negara untuk menghukum pelakunya dan memberikan keadilan untuk korban.
Aparat berwenang di lapangan harus segera melaksanakan penyelidikan yang imparsial, independen, dan menyeluruh terhadap kejadian ini dan memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab diadili sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan tanpa menggunakan hukuman mati.
ADVERTISEMENT
“Kami juga mendesak agar pemerintah memastikan bahwa respons atas kejadian ini tidak menimbulkan siklus kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang baru. Aparat keamanan mempunyai sejarah panjang melakukan aksi balasan yang berakhir dengan warga sebagai korban. Kejahatan ini tidak boleh dijadikan alasan untuk merepresi dan melanggar hak asasi manusia warga di Papua," beber Usman.
Diketahui pada 8 April lalu, Oktavianus Rayo, seorang guru di SD Jambul, Distrik Beoga ditembak mati oleh anggota kelompok bersenjata.
Evakuasi jenazah seorang pelajar SMA yang ditembak KKB di kampung Wuloni Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (15/4/2021). Foto: Dok. Istimewa
Pada keesokan harinya, Yonathan Renden, seorang guru di SMP 1 Beoga, juga ditembak mati. Keduanya adalah warga asal Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Pada 12 April, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengeklaim tanggung jawab atas penembakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara itu pada14 April, Udin, seorang tukang ojek Kampung Eromaga, Distrik Omukia, juga ditembak mati oleh kelompok bersenjata. Keesokan harinya, TPNPB-OPM juga mengeklaim tanggung jawab atas penembakan itu.