Amot, Hantu Pengganggu Panen Suku Dayak

27 Juli 2017 11:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amot, hantu dalam mitologi Dayak (Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
zoom-in-whitePerbesar
Amot, hantu dalam mitologi Dayak (Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia memiliki beragam bentuk cerita hantu. Salah satunya Amot, yang hidup dalam mitologi Dayak. Amot selalu mengganggu kehidupan manusia, tanaman, dan ternak.
ADVERTISEMENT
Bagaimana wujud Amot? Tentu saja menyeramkan seperti wajah hantu pada umumnya.
Dalam pertunjukan kesenian, Amot digambarkan sebagai makhluk menakutkan, seperti foto di atas. Dalam foto itu tampak seorang pria duduk bersama lima pemeran Amot dari Batang Tarang saat pembukaan Kongres Dayak Internasional 2017 di Rumah Radakng, Pontianak, Kalbar, Rabu (26/7).
Amot dipercaya oleh Suku Dayak Taba Syam dari Desa Temiang Taba, Kecamatan Batang Tarang, Kabupaten Sanggau, sebagai makhluk jahat pengganggu hasil panen masyarakat Dayak yang harus diusir dalam ritual Nyeser.
Kongres Dayak Internasional
Kongres Dayak Internasional 2017 dibuka oleh Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) yang juga Gubernur Kalimantan Barat Cornelis. Kongres ini pertama kali digelar di dunia dan dihadiri delegasi dari sejumlah negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, New Zealand, Taiwan, Madagaskar dan Australia. Kongres akan membahas sejumlah topik terkait masyarakat adat Dayak beserta lingkungan hutan Kalbar.
ADVERTISEMENT
Cornelis mengatakan, tujuan dari kegiatan Kongres Dayak Internasional tersebut untuk merumuskan butir-butir protokol Dayak, juga sebagai jembatan bagi bangsa Dayak antara masa lalu dan masa depan.
"Diharapkan dari protokol Dayak tersebut melahirkan butir-butir kepahaman bangsa Dayak akan esensi penciptaan manusia dan keaslian yang tidak tercampur dari dunia luar," kata Cornelis seperti dilansir Antara.
Tari Gunapm di pembukaan Kongres Dayak (Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
zoom-in-whitePerbesar
Tari Gunapm di pembukaan Kongres Dayak (Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Penari di pembukaan Kongres Dayak (Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
zoom-in-whitePerbesar
Penari di pembukaan Kongres Dayak (Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Kegiatan itu juga bertujuan untuk melahirkan deklarasi Bangsa Dayak dunia sebagai refleksi butiran protokol yang memuat pernyataan sikap bangsa Dayak dalam menghadapi struktur zaman yang dinamis.
ADVERTISEMENT
"Khusus untuk Indonesia, melalui kongres ini juga kami tidak ingin ada yang mengatakan bahwa Dayak itu kafir dan primitif, karena di dalam Dayak ini juga terdiri dari berbagai macam agama, termasuk Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha bahkan Konghuchu," katanya.
Cornelis menegaskan bahwa selama ini Dayak sudah menjadi bagian dari bangsa Indonesia karena juga telah berkontribusi dalam kemerdekaan serta mengisi pembangunan Indonesia.
"Dayak tidak ingin menjadi beban dari negara ini, namun kita juga ingin berkontribusi bagi pembangunan," kata Cornelis.