news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Anak 14 Tahun Jadi Pelaku Kekerasan Seksual Akibat Konten Pornografi dari Gadget

4 Maret 2025 13:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi berdiri saat dipanggil Presiden Prabowo Subianto dalam pengumuman jajaran menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi berdiri saat dipanggil Presiden Prabowo Subianto dalam pengumuman jajaran menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA) Arifatul Choiri Fauzi menyebutkan ada satu kasus di sebuah kabupaten, tentang kakak beradik yang mengalami kekerasan seksual. Pelaku yang masih berusia 14 tahun melancarkan aksinya karena kecanduan menonton konten pornografi dari gadget.
ADVERTISEMENT
“Seorang kakak beradik yang mengalami kekerasan seksual, saya tanya dengan terduga pelakunya dari mana kamu mendapatkan ilmu tentang hubungan suami istri yang harusnya dilakukan oleh orang dewasa melalui proses pernikahan tapi kalian lakukan di usia yang masih 14 tahun? Jawabnya lewat gadget,” kata Arifatul dalam sambutan acara nota kesepahaman (MoU) bersama BCA dan Polri, di Kantor KemenPPPA, Jakarta Pusat, Selasa (4/3).
Arifatul melanjutkan, anak-anak tersebut menonton konten pornografi secara bersama di teras rumah dengan diketahui orang tua pemilik rumah. Sementara rata-rata usia mereka adalah 16-18 tahun.
Ilustrasi pornografi. Foto: Shutterstock
“Di mana? Nontonnya di mana nonton gadget itu? Di teras rumah. Dengan siapa? Dengan 8 orang teman-temannya yang usianya rata-rata 16 tahun, 18 tahun. Ada orang rumah yang tahu? saya tanya. Ada, Bu menteri,” ujar Arifatul.
ADVERTISEMENT
Dari kejadian tersebut, Arifatul menyimpulkan bahwa penggunaan gadget secara tidak bijaksana dapat berpengaruh terhadap perilaku seksual anak-anak. Dengan itu, KemenPPPA mengadakan ruang bersama sebagai bentuk solusi agar anak-anak tidak hanya mojok di kamar.
“Kami menganalisa kesimpulan sementara kami adalah pertama, penyebab adanya kekerasan baiknya di perempuan maupun anak. Yang pertama adalah pola asuh. Yang kedua karena pengaruh gadget yang tidak bijaksana dalam penggunaannya,” ungkapnya.
“Nah, ruang bersama ini sebagai solusi yang kami tawarkan. Ruang bersama ini jangan dilihat secara fisiknya. Harus ada ruangan yang harus disiapkan,” tutupnya.