Anak-anak Boleh Merokok dalam Perayaan Tradisi Portugis

8 Januari 2018 3:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak merokok di Epiphany, Portugis. (Foto: AP Photo/Armando Franca)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak merokok di Epiphany, Portugis. (Foto: AP Photo/Armando Franca)
ADVERTISEMENT
Sebuah perayaan Epiphany di desa Portugal Vale de Salgueiro menampilkan tradisi yang setiap tahun menyebabkan protes keras dari orang luar; orangtua mendorong anak-anak mereka, beberapa di antaranya masih berusia lima tahun, untuk merokok.
ADVERTISEMENT
Dilansir Associated Press, penduduk lokal telah melakukan tradisi ini secara turun menurun sebagai bagian dari peringatan kehidupan dalam upacara Kristen dan tanda mulainya musim dingin--walau tak ada yang betul-betul paham akan simbol dan alasan orang tua memberikan sekotak rokok dan mendorong anak-anaknya untuk merokok.
Selebrasi tradisi yang dirayakan selama dua hari, dimulai pada Jumat (6/1) dan berakhir pada Sabtu (7/1) ditutup dengan misa, menghadirkan berbagai acara seperti menari mengelilingi api unggun, peniup suling memainkan karyanya, dan seorang sosok yang dipilih sebagai ‘raja’ berperan mendistribusikan anggur dan kudapan.
Anak-anak merokok di Epiphany, Portugis. (Foto: AP Photo/Armando Franca)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak merokok di Epiphany, Portugis. (Foto: AP Photo/Armando Franca)
Dalam koridor hukum, umur yang dianggap memenuhi syarat untuk membeli rokok di Portugal adalah 18 tahun. Namun, aturan ini tampaknya tak ‘mampu’ mencegah para orang tua memberikan rokok pada anaknya. Pihak berwajib Portugal pun tak mencoba menghentikan aksi tersebut.
ADVERTISEMENT
Guilhermina Mateus (35) yang memiliki sebuah kedai kopi pun menyebutkan adat istiadat yang sudah berlangsung lama sebagai alasan mengapa para orang tua, termasuk dirinya, tak enggan memberikan rokok bagi anak-anaknya.
“Saya tidak bisa benar-benar menjelaskan, namun saya tidak melihat ada bahaya, sebab anak-anak hanya merokok pada dua hari ini saja. Selepas itu, mereka tidak pernah meminta lagi,” jelas Mateus.
Jose Ribeirinha, seorang penulis yang telah menerbitkan buku tentang perayaan Vale do Salgueiro, mengatakan akar tradisi tersebut tidak diketahui, namun mungkin berkaitan dengan merayakan kelahiran kembali alam dan kehidupan manusia. Lebih lanjut, desa tersebut berada di wilayah yang menganut banyak tradisi sejak zaman Pagan.
Sejak zaman Romawi dan selama periode titik balik matahari di musim dingin, penduduk desa telah mengambil kebebasan untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma pada perayaan akhir tahun tersebut.
ADVERTISEMENT