Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Anak Bos Rental Pertanyakan Motif Anggota TNI AL: Mana Ada Brio Rp 40 Juta
6 Januari 2025 16:51 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Agam Muhammad Nazrudin (26), anak Ilyas Abdul Rahman (48) mempertanyakan anggota TNI AL yang tidak curiga saat membeli mobil Honda Brio dengan harga yang sangat jatuh di pasaran.
ADVERTISEMENT
Mobil Honda Brio itu adalah mobil rental milik Ilyas yang digelapkan oleh penyewa yang ternyata merupakan komplotan penipu. Mobil itu dijual ke anggota TNI AL sertu RH.
Agam mempertanyakan motif sertu RH yang ditemani oleh dua rekannya, Sertu AA dan BA yang membawa pistol saat hendak membeli mobil. Begitupun soal transaksi yang dilakukan malam-malam.
"Jadi gini logikanya, mobil mana ada yang murah seharga Rp 40 juta. Dan ketika dia beli mobil benar, tidak mungkin ada pengawalan dari jauh untuk menodongkan pistol. Berarti itu kan sudah sindikat, menurut saya ya. Karena tidak ada mobil Brio yang saya beli waktu itu Rp 180 juta, di harga Rp 40 juta. Kalau dia beli benar nggak mungkin dia dapat pengawalan senjata api, saat jam 2 malam," kata Agam kepada wartawan saat menghadiri konferensi pers di Koarmada RI, Gunung Sahari, Jakpus, Senin (6/1).
ADVERTISEMENT
Dia pun menyebut 2 dari 3 GPS yang dipasang di mobil tersebut juga sengaja dilepas oleh komplotan penyewa, yang salah satunya dilakukan 1 jam sebelum peristiwa penembakan.
"Waktu pelepasan GPS itu cuma waktu 1 jam sebelum kejadian. Jadi GPS dilepas saya langsung berangkat (cari mobil). Dan berarti kasih tahu juga bahwa mobil ini mobil rental," katanya.
Hal tersebut disampaikan Agam saat ditemui wartawan di Markas Koarmada, Jakarta Pusat, Senin (6/1). Di markas ini, polisi dan TNI menggelar konpers terkait kasus tersebut.
Agam pun menyayangkan bahwa dalam konferensi pers itu tidak disebutkan oleh Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto, Pangkoarmada RI Laksdya Denih, dan Danpuspomal Laksda Samista, bahwa mereka mendapat penodongan senjata saat pertama kali mencegat mobil yang dibawa oleh anggota TNI AL.
ADVERTISEMENT
"Jadi setelah kita berhentikan, ini mobil rental mas. "Minggir kamu saya tembak ke kamu, kalau nggak saya tabrak". Langsung kita ditodongkan, Bapak saya (Ilyas) tenangkan di samping. Tenang Pak tenang, ini ada warung kopi. Kita ngobrol baik-baik, tiba-tiba datang mobil Sigra itu temannya dia, pengawalannya dia. Menabrakan kita dengan mundur. Bukan ke mobil, itu ke orang-orang yang berkumpul di situ," terang Agam.
Dia menilai keterangan pelaku melakukan penembakan untuk membela diri karena dikeroyok hanya bentuk pembelaan saja. Sebab menurutnya, harga mobil Brio Rp 40 juga hanya terjadi pasar gelap.
"Itu mungkin asumsi dia untuk membela diri menurut saya. Dengan logika mobil Brio 2021 yang harga Rp 180 juta, pasaran dibeli Rp 40 juta itu tidak mungkin. Makanya di pasar gelap ini lagi ramai untuk mobil-mobil bodong seperti itu kak. Jadi peminatnya sangat tinggi. Kejadian lah seperti ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Tanggapan TNI AL
Pangkoarmada Laksamana Madya Denih Hendrata menjelaskan bahwa sebenarnya anggota mereka sudah hendak membatalkan transaksi. Namun, disebutkan tetap dilakukan karena bujuk rayu dari penjual.
"Yang sebetulnya harga itu juga belum selesai. Tadi kan bukti transfer DP Rp 40 juta. Dan itu ada di dalam pembelian itu kan awalnya dari (penjualan tawaran di FB) online seharga Rp 135 jt. Nah karena penjual itu tidak bisa memberikan surat STNK dan BPKB, makanya perjanjiannya sebetulnya itu sudah mau di-cancel, enggak jadilah gitukan. Ya tapi lah bujuk rayu akhirnya dibawa juga," tutur Denih saat jumpa pers di Koarmada RI, Gunung Sahari, Jakpus, Senin (6/1).
Bahkan Denih menjelaskan bahwa ketiga anggotanya yang terlibat dalam penembakan ini murni hanya ingin membeli kendaraan. Dalam pemeriksaan mereka sejauh ini tidak menemukan bukti yang mengarah pada keterlibatan ketiganya sebagai beking penadah penggelapan mobil.
ADVERTISEMENT
"Jadi peran dalam tindak kejahatan apakah ini sebagai penadah, apakah ini sebagai beking dari hasil lidik sementara, itu masih belum ditemukan. Apabila nanti dalam perkembangannya ada unsur-unsur yang bisa membuktikan itu, nantikan dalam proses penyidikan, ya nanti berikan waktu pada kami lakukan itu terima kasih," Denih.
Dalam kasus mobil rental ini, Ilyas tewas usai terkena tembakan di dada. Penembaknya adalah BA, oknum TNI AL saat mereka saling rebut mobil Brio di Rest Area km 45 tol Tangerang-Merak, Kamis (2/1).