Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Anak Bos Rental Sempat Tak Percaya Pelaku Penembakan Ayahnya Anggota TNI AL
18 Februari 2025 13:57 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Anak dari bos rental Ilyas Abdul Rahman, Agam Muhamad Nasrudin, memberi keterangan sebagai saksi di Pengadilan Militer II-08 Jakarta terkait dengan kasus kematian ayahnya yang ditembak oleh anggota TNI AL yakni Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA.
ADVERTISEMENT
Dalam kesaksiannya, Agam mengatakan para pelaku sempat mengaku sebagai anggota TNI AL ketika mobil rental yang dibawa pelaku hendak dibawa kembali oleh ayahnya. Saat itu, Agam mengaku sempat tak mempercayai pengakuan dari pelaku.
"Pertama kali para terdakwa mengaku anggota, itu di Saketi atau km 45?" tanya Ketua Majelis Hakim.
"Di Saketi," jawab Agam di Pengadilan Militer Jakarta, Selasa (18/2).
"Saat terdakwa mengaku anggota TNI AL, saksi dengan saksi yang lain, percaya atau tidak?" tanya lagi Ketua Majelis Hakim.
"Awalnya tidak percaya," kata Agam.
"Kapan percayanya?" tanya Ketua Majelis Hakim.
"Pada saat penembakan pun kami tidak percaya bahwa itu TNI AL, maksudnya kok bisa tiba-tiba mengaku TNI AL," kata Agam.
Dikarenakan tak percaya bahwa para pelaku merupakan anggota TNI AL, Agam pun tak berpikir melaporkan para pelaku ke POM TNI. Namun, Agam mengaku sempat melapor ke Polsek Cinangka soal ancaman penembakan oleh pelaku. Polsek Cinangka malah menanggapinya dengan guyonan dan tak memberi pendampingan.
ADVERTISEMENT
"Dari pihak (Polsek) yang jaga saat itu apa katanya?" tanya Ketua Majelis Hakim.
"Ah paling itu pistol bohongan, terus katanya 'Kamu kejar aja mobil sendiri, nanti setelah ambil mobil itu bawa aja ke Polsek'," kata Agam.
"Tidak ada yang menyarankan lapor ke POM aja?" tanya lagi Ketua Majelis Hakim.
"Tidak ada," kata Agam.
Sebelumnya, peristiwa bermula ketika mobil rental merek Honda Brio milik Ilyas disewa oleh seorang berinisial AA selama tiga hari. Lalu, Ilyas menerima notifikasi bahwa GPS yang dipasang pada mobil telah dicabut sehingga menimbulkan kecurigaan mobil akan digelapkan.
Ilyas dan dua anaknya kemudian melakukan penelusuran dan menuju ke Pandeglang, Banten, usai mendapat titik keberadaan mobilnya. Saat mendapati mobilnya dan dihampiri, ternyata mobil Honda Brio itu bukan lagi dikemudikan oleh AA dan sudah berpindah tangan.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, ketika hendak disergap, salah seorang pelaku ada yang membawa senjata api sehingga Ilyas mengurungkan niat untuk mengambil mobilnya dan hanya membuntuti para pelaku.
Ilyas dan kedua anaknya berusaha mengejar para pelaku sambil meminta bantuan ke kepolisian untuk memberi pendampingan. Namun, polisi malah merasa keberatan. Ilyas pun menghubungi Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI) untuk meminta pendampingan dan bantuan mengamankan unit mobil yang dibawa kabur pelaku.
Mereka kembali membuntuti para pelaku hingga terjadi kejar-kejaran dan masuk ke Rest Area KM 45 Jalan Tol Tangerang-Merak. Mereka melakukan penyergapan di sana tapi berujung keributan dan penembakan. Ilyas tewas dalam insiden itu.