Anak Dijadikan Bomber Baru Pertama di Indonesia

14 Mei 2018 13:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri Tito Karnavian (Foto: Nugroho Sejati/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Tito Karnavian (Foto: Nugroho Sejati/kumparan )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelaku pengeboman di Surabaya juga melibatkan anak-anak. Berdasarkan keterangan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian, menggunakan anak-anak sebagai bomber baru pertama kali terjadi di Indonsia.
ADVERTISEMENT
"Fenomena menggunakan anak-anak ini baru pertama kali di Indonesia. Anak umur sembilan dan 12 tahun. Gunakan bom pinggang," kata Tito dalam konferensi pers di Polda Jawa Timur, Senin (14/5).
Meski begitu, menurut Tito, penggunaan anak-anak sebagai bomber sudah sering dilakukan oleh ISIS. "Di ISIS itu, sudah beberapa kali dilakukan di Syria dan Iraq," ucapnya.
Puji Kuswati (42) mengajak dua anaknya yang masih di bawah umur, Fadhila Sari (12) dan Famela Rizqita (9), untuk mengebom GKI Diponegoro di Surabaya, pada Minggu (13/5) pagi.
Dalam video yang didapat dari CCTV, satpam berusaha untuk menghalangi Puji dan dua anaknya sembari mengejarnya. Namun tak lama berselang Puji meledakkan diri bersama kedua anaknya. Puji merupakan istri dari Dita Oepriarto, ketua JAD di Surabaya.
Bomber perempuan di gereja di Surabaya (Foto: Dokumentasi Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Bomber perempuan di gereja di Surabaya (Foto: Dokumentasi Istimewa)
Selain itu, anak-anak juga dilibatkan dalam aksi pengemboman di depan Mapolrestabes Surabaya.Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung, pelaku membawa seorang anak saat melakukan aksinya tersebut.
ADVERTISEMENT
"Satu anak itu yang dibawa oleh mereka atas nama AIS. Ini kita dapatkan dari pakaian dalam yang bersangkutan bertuliskan AIS, usia 8 tahun," ujar Frans Barung di Mapolda Jatim, Wonocolo, Senin (14/5).
Frans mengatakan saat ini AIS sedang dibawa ke rumah Sakit PHC yang berada di Surabaya untuk mendapatkan perawatan intensif.
"Kita doakan selamat. Ini kami rujuk ke RS PHC," kata Frans.